Friday, July 31, 2009

Aku Anak Saleh, majalah masa kecilku

Dari sebuah email di sebuah milis (Belajar Desain)...
tentang kineforum, di email itu mencantumkan agenda acara yang diadakan bulan ini, nah acara mendatang, salah satunya akan nge-bahas Aku Anak Saleh (majalah anak2 Islam).

Jadi teringat kembali...itu dulu bacaanku waktu kecil (SD), sebenernya isinya "terlalu anak2", lebih cocok untuk anak TK, tapi karena aku & Umi ngga menemukan alternatif bacaan lain, maka aku tetep langganan majalah itu. Untung pas udah akhir SD, keluar seri SD-nya.

Aku sangat menikmatinya, membacanya, dengan layout yang menarik, gambar2 berwarna & kertas yang bagus.
Ada cerita bergambar tentang Cici & Koko...
Ada surat2 pendek dari juz Amma...
dan doa2 sehari2...

Jadi kangen, kangen bernostalgia dengan si Aku Anak Saleh.

Saat ini...mungkin ini bisa menambah pengetahuan tentang pendidikan anak(akhir2 ini aku semakin tertarik dengan hal ini, dari dulu emang suka anak kecil, dan Psikologi...terpikir buat belajar Psikologi Anak :p )....

so...

Thursday, July 23, 2009

Shofiyyatul Husna, cerita tentang sebuah nama

sebuah cerita...

tentang seorang calon ayah yang akan memberi nama putrinya...
why it's interesting (especially for me :p ), because he mentioned 2 word, Shofiyyah & Husna...
it's a factual that my name is : SHAFIYATUL 'Amaliyah
and you know what?
previously Abah (my beloved dad)had plan to give me a name : Nasida HUSNA

about that name...
Nasida means a learner or student ,
Husna means beautiful, kind, or good

so the meaning is "a beautiful-kind-good learner/student"
--> a person who love to learn and become a kind person because of it :)

Shafiyatul means holy-pure (suci),
'Amaliyah means action (perbuatan)


in Islam, name is a wish, a pray , so we are suggested to give a good name (also good call :p)
so does my Abah, he had a wish with my name

Shafiyatul 'Amaliyah, that means holy action , he has wished me to be a person who pure (whatever I do will purify my soul), Amiin...
(there is a story why he finally gave me that name)
about name, next time I will write about my family's name, insya Allah...

this is the mail :
"Hafid"
To:
assunnah@yahoogroups.com


Assalamualaykum.

Insya Allah istri ana sebentar lagi akan melahirkan anak pertama kami.
Menurut USG dokter anak kami perempuan.
Ana ingin memberikan nama yang baik. Nama yang kami ingin berikan terdapat
dua kata, yaitu SHOFIYYAH dan HUSNA.
Yang ingin saya tanyakan apakah penggabungan nama itu menjadi SHOFIYYATUL
HUSNA atau SHOFIYYAH AL HUSNA.
Mohon bantuannya, karena keterbatasan pengetahuan ana dalam kaidah bahasa
arab.

Jazakallahu.

Assalamualaykum.

Wednesday, July 22, 2009

demi DZAT yang jiwaku di tangan-NYA

banyak hadits Rasulullah yang menggunakan kata2 :

"Demi DZAT yang jiwaku (Muhammad) di tangan-NYA..."

rangkaian kata2 itu begitu indah...
membawa & mengingatkan pada kekuasaan ALLAH ...
menggambarkan penyerahan diri pada Allah semata
hanya pada-NYA lah jiwa kita bersandar & bergantung...

semoga kita dapat menjadi hamba-NYA
sebenar-benar hamba
...Amiin....

Sunday, July 12, 2009

Hidup Zuhud ( Memaknai Kebahagiaan & Hidup )

Bismillah....

Insya Allah, hidup zuhud bukan berarti hidup sengsara & serba kekurangan, tidak memperhatikan dunia.
Rasulullah mengajarkan kepada kita agar hidup seimbang (antara dunia & akhirat).
Mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dunia, beribadah untuk bekal akhirat.

Dalam sebuah hadits :
Abu Darda sudah tidak menginginkan dunia, dia hanya beribadah sepanjang hari (puasa di siang hari, sholat sepanjang malam). Lalu Salman menyuruhnya untuk makan (membatalkan puasa), dan tidur br bgn pd akhir malam untuk shalat.
Perkataan Salman kepada Abu Darda:
“Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak terhadapmu. Jiwamu pun punya hak terhadapmu sebagaimana istrimu memiliki hak terhadapmu, maka tunaikanlah hak dari setiap yang memiliki hak.”
Abud Darda’ mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menceritakan hal tersebut kepada beliau, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapinya dengan ucapan beliau: “Benar apa yang dikatakan Salman tersebut.”

“Karena tubuhmu memiliki hak terhadapmu, matamu pun punya hak terhadapmu, demikian pula istrimu memiliki hak terhadapmu….” (HR. Al-Bukhari no. 1975 dan Muslim no. 2722)

Hak tubuh : makan, tidur(istirahat)
Hak mata : tidur
Hak istri : nafkah (lahir & batin)

Hidup Zuhud (sebatas pengetahuanku saat ini), mungkin lebih kepada hidup dengan sederhana, memenuhi kebutuhan hidup tanpa berlebih2an & melampaui batas, dan kita merasa cukup. Dan meletakkan dunia sewajarnya.

Semoga kita senantiasa dapat menjalani kehidupan di dunia ini tanpa terlupa tujuan kembali kita (kehidupan akhirat).

Amiin......


Zuhud...

Manusia adalah makhluk pengejar kebahagiaan. Namun, tak semua manusia mencicipi hidup bahagia. Karena tidak setiap manusia tahu bagaimana merengkuh kebahagiaan.

Kebahagiaan tergantung pada pola hidup. Islam menganjurkan pola hidup zuhud. Apakah zuhud itu? Zuhud terumuskan dalam dua kalimat Alquran.
''Supaya kamu tidak bersedih karena apa yang lepas dari tanganmu dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu.'' (QS Al-Hadid: 23).

Ada dua ciri zahid (individu yang menjadikan zuhud sebagai pola hidup).
Pertama, zahid tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya pada apa yang dimiliki. Bila bahagia ditambatkan pada kendaraan yang dimiliki, kala kendaraan itu tergores, hilanglah bahagia yang bersemayam di dada. Jika hati dilabuhkan pada yang dimiliki, maka saat apa yang dimiliki itu terlepas dari genggaman, terlepaslah kebahagiaannya.

Kedua, kebahagiaan zahid tidak terletak pada materi, tapi pada dataran spiritual. Hidup akan menjelma menjadi guyonan yang mengerikan bila makna bahagia disandarkan pada benda. Sebab, benda hanya menunggu waktu untuk lenyap.

''Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.'' (QS Al-Rahman: 26-27).
Hakikat zuhud bukanlah meninggalkan dunia, namun tidak meletakkan hati padanya. Zuhud bukan menghindari kenikmatan duniawi, tetapi tidak meletakkan nilai yang tinggi padanya.
''Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat, kecuali seperti seorang yang memasukkan jarinya dalam lautan besar, maka perhatikan berapa dapatnya. (HR Muslim).

Oleh sebab itu, zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal. ''Zuhud terhadap kehidupan dunia tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti dari apa yang ada pada Allah SWT dan hendaklah engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu.'' (HR Ahmad).

Dalam hadis Qudsi, diriwayatkan, ''Allah berfirman wahai dunia, berkhidmatlah kepada orang yang telah berkhidmat kepada-Ku, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu. (HR Al-Qudlai).

Ringkasnya, rumus hidup bahagia adalah kemampuan memilih nikmat yang abadi di atas kenikmatan yang fana. Bagaimana supaya baju zuhud dapat dikenakan? Dalam Nashaih Al-Ibad, Syaikh Nawawi al-Bantani menceritakan kisah Ibrahim bin Adham tentang mencapai zuhud.

Beliau menjawab, ''Ada tiga sebab.
Saya melihat kuburan itu mengerikan, sedangakan belum kudapati pelipur (atasnya).
Saya melihat jarak perjalanan amatlah jauh, padahal belum kumiliki bekal,
dan saya melihat Allah yang Maha perkasa akan mengadili, padahal belum kudapati alasan (untuk mengelak dari hukumannya).''


(M Subhi-Ibrahim, HIKMAH - REPUBLIKA )


Rahasia Zuhud :
Al-Hasan Al-Bashri ditanya: "Apa rahasia zuhud Anda di dunia?.."
Dia menjawab; "ada empat perkara,

aku yakin, bahwa rezekiku tidak akan diambil oleh orang lain, sehingga hatiku merasa tenang.

aku yakin, bahwa amalku tidak akan dapat digantikan dan ditebus oleh orang lain, maka akupun sibuk memperbanyak amalku.


aku yakin, bahwa sesungguhnya Alloh Subkhana Wa Ta'ala pasti mengawasi segala perbuatanku, maka aku pun malu bila Dia melihatku bermaksiat.

aku yakin, bahwa sesungguhnya kematian itu pasti selalu mengintaiku, maka akupun mempersiapkan segala bekal untuk menghadapinya. (tjd-dbs)

www.ikadi.org

Friday, July 10, 2009

Menjadi DIRI --> TUJUAN HIDUP, sebagai suatu proses

Tentang menjadi diri....sebuah proses pencarian jati diri...

dari dulu kita sering membaca tentang ini...
dari zaman masih abg...membaca dari artikel2 di majalah...
untuk para abg (anak baru gede)...kata2 ini amat populer...
di masa pencarian tentang jati diri...
mereka mengolah informasi & pengetahuan untuk mencoba membentuk dirinya
menjadi apa yang dinginkannya...
mungkin menjadi sosok "hebat", "penting"...atau "baik"

ada kata2 bagus...
dulu Yan (seorang teman SMU-ku), punya kata2 favorit...
"Memang baik menjadi orang PENTING, tapi lebih penting jadi orang BAIK"...
kata2 yang cukup mengingatkan kita semua, bahwa KEBAIKAN-lah yang TERPENTING

Dulu waktu SMU...aku mengisi waktuku, dengan kegiatan2 yang sesuai minatku, atau sesuatu yang dapat membantuku meraih impian/tujuan hidupku...
mulai dari kegiatan ekstra kurikuler dan les2...
Mengartikan pendidikan(belajar) sebagai salah satu alat meraih cita2 (yang saat itu mungkin baru aku maknai sebatas meraih pekerjaan yang aku impikan)...

Dalam mata kuliah Metode Perancangan Arsitektur kita belajar tentang "merancang" sesuatu...merancang untuk "menghasilkan" sesuatu
sebagai suatu proses, perancangan mengalami beberapa tahapan
* Analisis : kita menganalisa keadaan yang ada, membongkar unsur2nya, kita jadi tau apa yang kita butuhkan, bagaimana cara memenuhinya
* Sintesis : hasil yang diharapkan mampu "menjawab" kebutuhan2 di atas

Tujuannya adalah : Menjadi Diri seperti yang kita impikan

Proses Analisis...
dimulai dengan mengenali siapa kita...
apa yang kita minati, apa yang kita senangi (it's about what's our passion)
apa yang kita impikan (it's about what's our dreams)
ini tentang siapa kita (who I am)

Sintesis...
Maka kita berusaha mewujudkan sesosok DIRI yang seperti kita impikan

Tapi Hidup ini adalah sebuah perjalanan...maka sintesis tentang DIRI, bukan hasil akhir yang final...ia akan terus berkembang...

Seiring berjalannya waktu...
kita mengalami banyak peristiwa hidup...
banyak yang pelajari...
maka pikiran kita pun terus berkembang...
juga dalam hal tentang DIRI kita...
maka kita akan merumuskan kembali TUJUAN kita
Ternyata ini bukan hanya tentang "menjadi DIRI" tapi tentang "tujuan HIDUP"
dan HIDUP adalah sesuatu yang lebih luas...
bahwa HIDUP adalah himpunan semesta untuk berbagai unsur dari diri kita

Dan hidup terus berjalan?
dan alangkah baiknya jika kita terus berkembang...
ke arah yang lebih baik

Lalu aku pun mulai menyadari..
bahwa tujuan hidup adalah BAHAGIA
Bahwa KEBAHAGIAAN puncak dari semuanya...
bahwa pekerjaan, materi hanyalah alat mencapainya...

Dulu merumuskan tujuan dengan sesuatu yang terlihat-terukur
Semoga sekarang aku bisa memaknainya sebagai sesuatu yang TERASA

Dan hidup masih terus berjalan...
Peristiwa2 teralami menjadi pengalaman
maka TUJUAN HIDUP kembali dirumuskan
bahwa HIDUP ini adalah kehidupan DUNIA & AKHIRAT...
maka KEBAHAGIAAN yang telah terumuskan, diperbarui lagi...
BAHAGIA DUNIA & AKHIRAT....


Kebahagiaan & Surga


Amiin........

Wednesday, July 8, 2009

Verse of the day_Menaati Allah DAN Rasul-NYA

Zaman sekolah, dulu diajarkan pada kita sumber hukum dalam Islam ada 2, yaitu :
1. Al-Qur'an
2. As-Sunnah
ada penomorannya....hierarki...
apakah memang demikian?
Klo mau mengkaji ayat2 Al-Qur'an....Allah telah berfirman agar kita senantiasa menaati-NYA dan Rasul-NYA...
kata "dan"nya itu...berarti Al-Qur'an & as-Sunnah tidak dapat berdiri sendiri2....jadi ke-2nya tak dpt dipisahkan (kita ngga bisa memilih untuk hanya mengikuti Al-Qur'an saja atau Sunnah saja, ke-2nya saling terkait).

Al-Qur'an banyak memuat hal2 yang bersifat umum (misal perintah shalat, zakat, puasa, dll).
Dari sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam-lah kita tau tata-caranya.

Beberapa ayat2 di bawah ini yang menyatakan untuk menaati Allah & Rasul :

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
( QS. an-Nisa' (4) : 59 )

Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
( QS. al-Anfal (8) : 24 )

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
( QS. al-Ahzab (33) : 21 )

Monday, July 6, 2009

Hadits of the day : Laksana Puasa Sepanjang Masa

Puasa sunnah 3 hari pada setiap tengah bulan Hijriyah (tgl 13, 14, 15), pahalanya sangat besar. Setiap puasanya pahalanya dilipat gandakan 10x , sehingga puasa 3 hari spt puasa 30 hari (sebulan penuh), itulah kenapa Rasulullah shallalahu allaihi wassalam mengatakan puasa 3 hari laksana puasa sepanjang masa.


Dalil2 tentang puasa ini :


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata ,

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam) mewasiatkan kepadaku tiga hal; berpuasa tiga hari setiap bulan,

melakukan dua rakaat shalat Dhuha dan

melakukan shalat Witir sebelum tidur.”

(HR Bukhari 1981 dan Muslim 721)



Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu berkata,

”Kekasihku Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa sallam mewasiatkan tiga hal – aku tidak akan meninggalkannya selama aku masih hidup;

berpuasa tiga hari setiap bulan,

melakukan shalat Dhuha dan

tidak tidur sebelum melakukan shalat Witir.”

(HR Muslim 722)



Jarir bin Abdullah radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa sallam bersabda,

”Berpuasa tiga hari setiap bulan sama dengan berpuasa sepanjang masa dan hari-hari yang putih adalah tanggal 13, 14 dan 15.”

(HR An-Nasa’i 2419)


Qatadah bin Milhan radhiyallahu ’anhu berkata,

”Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa sallam memerintahkan kepada kami untuk berpuasa pada hari-hari yang putih; tanggal 13, 14 dan 15. Qatadah berkata, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa sallam bersabda, ”Itu seperti keadaan berpuasa sepanjang masa.”

(HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Dawud, Ahmad)



Wassalam