Thursday, December 2, 2010

Saat Hujan

Saat Hujan


Allohumma shoyyibaan naafi'aan
"Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat (untuk manusia, tanaman dan binatang)."

( HR. Bukhari )



Rasulullah biasa mengucapkan do'a tersebut saat turun hujan.

Hujan...
peristiwa yang sering kita alami dalam keseharian kita...
pernah ngga merenungkan tentang hujan?
seperti apa kita memandang hujan? merasakan hujan? memaknai hujan?

kesal karena susah keluar rumah? atau karena jemuran ngga kering-kering?
senang karena bisa hujan-hujanan?
atau senang karena tak perlu repot-repot mencuci kendaraan kita?

begitu beragam pemaknaan kita akan hujan...

Hujan, merupakan rahmat (kasih sayang) Allah kepada kita

Dulu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, ada kata-kata :
"air, api, kecil jadi kawan, besar jadi lawan"
keberadaan mereka sangat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan kita dalam hidup, namun saat berlebihan mereka tak jarang menimbulkan kerugian bagi kita...

Melihat 2 sisi (manfaat & bahaya) mereka, maka terasa begitu indahnya do'a yang ducapkan nabi kita.
Dan begitulah kehidupan ini, Allah memberikan kebaikan & keburukan, yang semuanya tak lain untuk kebaikan kita.
Selalu ada alasan atas semua ketetapan-NYA, selalu ada pelajaran (hikmah) dari ketetapan-NYA.

Suatu hari saat hujan turun begitu derasnya, saya yang akan bepergian ingin memesan taksi.
Lama menghubungi taksi tak dapat juga, setelah sekitar hampir sejam akhirnya saya dapat taksi juga.
Saat sudah naik taksi, saya ngobrol dengan si pengemudi taksinya.
Saya mengatakan betapa susahnya mendapatkan taksi, apakah karena hujan?
Si pengemudi taksi menjawab, karena saat itu menjelang lebaran, maka banyak taksi yang di-carter untuk keluar kota. Lalu si pengemudi taksi melanjutkan lagi, bahwa dia berharap hujan lebih lama dulu, karena membawa keberkahan baginya.
Dia mengatakan, kalau tidak hujan mungkin saya tidak naik taksinya, karena bisa diantar naik motor.


Hujan... peristiwa dalam keseharian kehidupan kita...
dengan berbagai manfaat, beragam makna bagi makhluk hidup, dan manusia pada khususnya

Betapa indahnya, jika kita dapat senatiasa merasakan semua sebagai nikmat, dan ingat bahwa semua dari-NYA


saat turun hujan, dan kita merasa kedinginan,
Allah sedang memberikan kita kenikmatan dalam hangatnya selimut yang menyelimuti kita

saat turun hujan,
Allah sedang memberikan kesempatan untuk kita menikmati hangatnya secangkir teh atau kopi, atau nikmatnya menyantap mendoan atau gorengan, atau menikmati hangatnya semangkuk mie atau makanan berkuah

saat turun hujan, dan kita susah keluar rumah, dan pada akhirnya membuat kita "diam di rumah",
Allah sedang menyediakan "ruang" untuk kita bersama keluarga & orang-orang tercinta, dan merekatkan kembali kedekatan kita

saat turun hujan,
begitu banyak manfaat yang diterima makhluk hidup,


Hujan, salah satu rahmat (kasih-sayang) Allah terhadap makhluk-NYA



Merasakan hujan, menikmati hujan, mensyukuri hujan...



Semoga kita senantiasa menjalani kehidupan kita dengan kesyukuran..., dalam kesabaran...
dengan kebaikan..., dalam kebenaran...

Aamiin, ya Robb-al 'alamin
( Kabulkanlah, wahai Tuhan alam semesta )


Monday, November 15, 2010

Tukang Becak & Bismillah_Life's Lesson

"Bismillah...",
kalimat yang aku dengar yang terucap dari lisan si bapak tukang becak, di suatu pagi saat aku menaiki becak...

si bapak tukang becak mengucapkan Bismillah, sebelum mengayuh becaknya...
aku... tersentuh... teringatkan...

teringatkan tentang...
ingat kepada Allah, dzikrullah...
dzikir, mengingat Allah setiap saat, menyebut nama-NYA sebelum memulai suatu perbuatan
tawakal...
merasakan tawakal, menyerahkan urusan hanya pada-NYA, setelah kita berusaha sebaik yang kita bisa (ikhtiar) & berdo'a



Bismillah,
dengan menyebut nama Allah...


kalimat sederhana, yang sudah kita hafal sejak kita masih kecil, sangat kecil mungkin...
kurang disadari, karena begitu hafalnya, kalimat itu sering terucap "begitu saja"...
tanpa sadar, kita kurang memaknainya...

teringatkan kembali...
tentang tujuan penciptaan makhluk...
Allah subhanahu wa ta'ala ( Yang Maha Suci & Maha Tinggi ) menciptakan jin & manusia untuk beribadah pada-NYA...

Dan tidaklah aku ciptakan jin & manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-KU.
( QS. Adz-Dzariyat (51) : 56 )

mewujudkan hidup sebagai ibadah...
dan dengan menyebut nama Allah (mengucapkan Bismillah) sebelum perbuatan-perbuatan kita, berarti kita menjadikan perbuatan dalam kehidupan kita bernilai ibadah...

Sunday, October 17, 2010

Hati & Kebaikan

Hati & Kebaikan


Bismillahir-Rahmanir-Rahim,
Dengan menyebut nama Allah, yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang,


* Allah memandang hati kita & amal/perbuatan kita
* Hati pangkal kebaikan
* Kedudukan hati pada kebaikan & kebenaran
* Hati yang sehat



Allah memandang hati kita & amal kita

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi DIA memandang kepada HATI kalian (dan AMAL kalian)."
( HR. Muslim )

Hati yang baik, akan dapat dirasakan dari baiknya amalan/perbuatan.
Sehingga para ulama (Imam Muslim dan yang lainnya) mengingatkan pentingnya tentang baiknya hati & amal/perbuatan, karena ada yang memahami bahwa yang penting hatinya (saja), tanpa melihat amal/perbuatan. Jadi baiknya hati dirasakan dari baiknya amal/perbuatan.
Seperti hal-nya iman, yang merupakan keyakinan dalam hati, diucapkan lewat lisan, dan dibenarkan/diwujudkan dengan perbuatan.
Maka hati senantiasa terkait erat dengan pikiran, lisan, dan perbuatan.



Hati pangkal kebaikan

Dari Ibnu Mas'ud, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"...Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging.
Apabila ia baik maka akan baik pula seluruh tubuhnya, dan apabila ia buruk maka akan buruk pula seluruh tubuhnya.
Ketahuilah segumpal daging itu adalah hati."
( HR. Bukhari & Muslim )

Kebaikan pikiran, lisan, dan perbuatan berasal dari baiknya hati, karena hati yang akan "memimpin" anggota tubuh kita.
Apa yang kita lakukan adalah "perwujudan" hati & pikiran kita.
Hati yang "memerintah" badan kita untuk melakukan sesuatu.
Hati yang baik, akan mengarahkan pada pikiran yang baik & positif, kata-kata yang baik, dan perbuatan yang baik.
Saat kita menginginkan kehidupan yang baik, maka kita mulai dari baiknya diri kita, dan itu dapat diperoleh dengan baiknya hati kita.
Memperbaiki hidup kita, memperbaiki diri kita, dengan memperbaiki hati kita.
Membuka hati untuk mencintai kebaikan & kebenaran, melatih hati untuk berjalan di atas kebaikan & kebenaran.

Allah ta'ala berfirman :
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar?
Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.
( QS. Al-Hajj (22) : 46 )



Kedudukan hati pada kebaikan & kebenaran

Baiknya hati, bagaimana hati berada pada kebaikan & kebenaran, para ulama (ahli ilmu) membagi hati menjadi 3 macam, yaitu :
hati yang sehat,
hati yang sakit,
dan hati yang mati

Hati yang sehat :
hati yang berada dalam kebaikan & kebenaran, ketaatan & ketakwaan, apa yang dilakukannya adalah apa yang Allah ridhoi, dan meninggalkan apa yang Allah tidak ridhoi, karena sesungguhnya apa-apa yang Allah ridhoi dan tidak ridhoi adalah untuk kebaikan diri manusia.

Hati yang sakit :
hati yang berada di antara kebaikan & keburukan, berbuat baik namun juga terkadang berbuat buruk, kadang taat kadang juga maksiat (melanggar perintah Allah), berada dalam ketaatan pada Allah, namun terkadang lalai.

Hati yang mati :
hati yang hanya mengikuti hawa nafsunya (keinginan jiwanya), mengerjakan apa saja yang jiwanya inginkan, tanpa mengindahkan apakah Allah ridho atau tidak.
Hati yang tidak berada pada ketaatan & ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.



Hati yang sehat

Hati yang sehat akan membawa kepada hati yang selamat.
Sungguh beruntung seorang hamba yang memiliki hati yang selamat,
Allah ta'ala berfirman :
(yaitu) pada hari (ketika) harta & anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat,
( QS. Asy-Syu'ara (26) : 88-89 )

Hati yang sehat dapat mengarahkan diri untuk senantiasa dalam kebaikan & kebenaran.
Hati yang sehat mengarahkan diri untuk menjalani kehidupan pada jalan yang lurus (shirothol mustaqim), jalan yang diridhoi Allah subhanahu wa ta'ala, senantiasa melaksanakan yang Allah ridhoi & menjauhi yang Allah tidak ridhoi.
Hati yang sehat berada di dalam ketakwaan & ketaatan pada Allah subhanahu wa ta'ala.

Hati yang sehat dapat dicapai dengan keimanan pada Allah subahanahu wa ta'ala, memurnikan ibadah hanya pada-NYA.
Hati yang senantiasa menyadari tujuan penciptaan kita, senantiasa menyadari makna kehidupan.
Hati yang mewujudkan ikhlash, yaitu beribadah hanya kepada Allah semata, tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apa paun, Allah lah satu-satunya tujuan, ridho Allah lah yang diharapkan.

Hati manusia senantiasa berbolak-balik, saat ini baik belum tentu akan terus baik, sebaliknya yang saat ini buruk belum tentu selamanya buruk.
Maka kita harus senantiasa menjaga hati agar senantiasa dalam kebaikan, dengan senantiasa memperbaiki hati kita.
Hati manusia berada di antara jari-jemari Allah, maka hanya pada-NYA kita memohon agar hati kita senantiasa dalam kebaikan.



Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan sebuah do'a untuk ketetapan hati kita,

"Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbiy 'alaa diinik"
(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agama-MU)



Semoga kita termasuk manusia yang senantiasa memperbaiki hati & diri kita, sehingga dapat memiliki hati yang sehat, hati yang selamat, dan menghadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan hati yang selamat.

Semoga Allah senantiasa memudahkan kita dalam kebaikan, dalam kebenaran, dalam ketaatan, dalam ketakwaan. Semoga Allah senantiasa memudahkan jalan kita untuk merasakan kebaikan & kebahagiaan di dunia, kebaikan & kebahagiaan di akhirat, senantiasa memudahkan jalan kita menuju surga-NYA, Aamiin…


Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah (Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia),
wa fil akhirati hasanah (dan kebaikan di akhirat),
wa qinaa ‘adzaaban-naar (dan lindungilah kami dari adzab/siksa api neraka),
( QS. Al-Baqarah (2) : 201 )

Aamiin... Ya Robb-al-alamin (Kabulkanlah, wahai Tuhan semesta alam)



Sumber Rujukan :
Al-Qur'an & Terjemahannya
Kitab hadits : Riyadhush-Shalihin ( Taman (Hati) Orang-orang Shalih ), susunan : Imam Nawawi
http://al-atsariyyah.com/tanpa-kategori/hati-menurut-islam.html
Wahai Manusia Lihatlah Hatimu!!
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/wahai-manusia-lihatlah-hatimu.html
Buku :
Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam Tazkiyatun Nufus (Jalan Pengikut Sunnah & Jama'ah dalam Penyucian Jiwa)
penulis : Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit : Pustaka At-Taqwa



“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.”

Friday, October 1, 2010

Bersegera, Bersemangat, & Bersabar dalam Kebaikan

Bismi-LLAH-ir-RAHMAN-ir-RAHIM,
Dengan menyebut nama ALLAH, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,


Bersegera, Bersemangat, & Bersabar dalam Kebaikan


* Bersegera dalam kebaikan
* Bersemangat dalam kebaikan
* Bersabar dalam kebaikan & kebenaran

* Saat kita melakukan kebaikan sesungguhnya kita sedang melakukan kebaikan untuk diri kita
* Kebaikan akan mengantarkan ke surga
* Kebaikan & Kejujuran (Kebenaran), kebaikan ada dalam kejujuran (kebenaran)
* Kebaikan, Kebenaran, & Kesabaran
* Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan



Allah ta'ala berfirman :
Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.
( QS. Al-Kahfi (18) : 110 )

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
( QS. Al-Kahfi (18) : 46 )



Bersegera dalam Kebaikan

Para Nabi adalah manusia terbaik, maka sungguh kebaikan kita mengambil teladan dari mereka. Mereka adalah manusia-manusia yang bersegera dalam kebaikan.
Allah ta'ala berfirman :
Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh harap & cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyu' kepada Kami.
( QS. Al-Anbiya (21) : 90 )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberkan nasihat kepada Ibnu Umar (Abdullah bin Umar), sambil memegang pundak Ibnu Umar beliau bersabda :
Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang singgah di perjalanan (pengembara).
Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore.
Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi.
Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.
Dan gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu.

( HR. Bukhari )

Kalau terbersit keinginan (niat) untuk melakukan suatu yang baik, segeralah laksanakan jika kita sudah mampu melaksanakannya, karena kita tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi kemudian jika kita menundanya, mungkin saja niat itu melemah & luntur.

Allah ta'ala berfirman :
Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok.
Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
( QS. Al-Luqman (31) : 34 )

Jika kita belum dapat/mampu melaksanakannya, maka jaga & peliharalah niat baik itu.
Pelihara dalam hati kita, tancapkan kuat-kuat dalam diri kita, dan senatiasa berdo'a kepada Allah agar dimudahkan melaksanakannya...

Lihatlah bagaimana nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, bagaimana beliau senantiasa bersegera dalam kebaikan,
Abu Sirwa'ah Uqbah bin Al-Harits berkata,
"Aku shalat Ashar di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika di Madinah.
Setelah salam, beliau cepat-cepat bangkit melangkahi barisan para sahabat menuju kamar salah seorang istrinya.
Para sahabat terkejut karena beliau sangat tergesa-gesa.
Setelah itu Rasulullah keluar. Beliau heran melihat para sahabat yang terkejut itu, kemudian beliau bersabda,
'Aku meninggalkan sepotong emas yang harus kusedekahkan tetapi tertinggal di rumah, maka aku tidak ingin emas itu menginap di tempatku.' "
( HR. Bukhari )



Bersemangat dalam Kebaikan

Kalau kita sudah melakukan kebaikan, alangkah baiknya jika kita dapat menjaga semangat untuk melakukannya kembali dan memelihara kebaikan tersebut. Sehingga kebaikan itu menjadi kebiasaan bagi kita.
Allah menyukai amalan/perbuatan yang dilakukan terus-menerus (berkelanjutan).

Dari 'Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sebaik-baik amalan yang disukai Allah subhanahu wa ta'ala adalah yang terus-menerus dikerjakan."
( HR. Bukhari & Muslim )

Contoh paling dekat adalah keadaan kita pada bulan Ramadhan, jika bisa beribadah lebih baik pada bulan Ramadhan, maka kita dapat memotivasi diri kita untuk mempertahankan kebaikan tersebut.
Misal jika kita sudah bisa berpuasa sebulan penuh, mengapa tidak kita coba untuk puasa 6 hari di bulan Syawal, atau melaksanakan puasa Senin-Kamis, atau berpuasa 3 hari setiap bulannya (puasa pada tanggal 13-14-15 setiap bulan Hijriyah)?
Atau jika kita bisa melaksanakan sholat tarawih 11 rakaat, mengapa kita tidak mencoba untuk sholat malam setiap malam, misalkan 3 rakaat witir.
( sholat malam disebut juga qiyamul-lail, disebut juga tahajud, atau pada bulan Ramadhan disebut juga tarawih, jadi secara sederhana : tarawih adalah tahajud pada bulan Ramadhan )

Dari Abu Hurairah dia berkata :
"Kekasihku (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa saallam mewasiatkan kepadaku 3 perkara:
Puasa 3 hari setiap bulan, sholat 2 rakaat Dhuha, & sholat witir sebelum tidur."
( HR. Bukhari & Muslim )

Sungguh wasiat (nasihat) yang sederhana, tetapi lihatlah kedalaman maknanya.
Puasa 3 hari setiap bulan, berarti kita seperti puasa 30 hari (sebulan), jika setiap bulan kita melaksanakannya, maka kita seperti berpuasa 30 hari setiap bulannya, yang berarti seperti kita berpuasa setahun penuh.
Sholat 2 raka'at Dhuha seperti berbuat kebaikan sejumlah sendi kita (sekitar 360 sendi).
Sholat witir merupakan salah satu sholat yang dicintai Allah.



Bersabar dalam Kebaikan

Kita sering berpendapat, "bicara mudah, melaksanakannya ngga semudah itu".
Memang untuk melaksanakan kebaikan awalnya tak terlalu mudah, perlu usaha untuk melakukannya, dan kita memerlukan kesabaran.
Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah memberikan pikiran positif untuk diri kita, memotivasi diri kita.
Kita bisa mengatakan pada diri kita : "Ini mungkin ngga terlalu mudah, tapi kita bisa belajar dan berusaha untuk melakukannya."

Dan yang penting adalah ilmu (pengetahuan) tentang hal yang akan kita lakukan.
Kalau kita tahu tentang sesuatu akan lebih mudah untuk kita melakukannya.

Allah ta'ala berfirman :
Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
( QS. Al-Kahfi (18) : 68 )

Akan lebih mudah bagi kita membiasakan berdzikir (mengingat) Allah, jika kita mengetahui bahwa berdzikir dapat membuat hati tentram, dan kita akan semakin mudah melakukannya jika kita telah merasakannya.
Akan lebih mudah untuk kita mengeluarkan harta untuk kita sedekahkan, jika kita mengetahui bahwa itu akan mendatangkan keberkahan dari Allah untuk kita.



Saat kita melakukan kebaikan sesungguhnya kita sedang melakukan kebaikan untuk diri kita

Sesungguhnya segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk kita (akan kembali pada kita), begitu juga kebaikan & keburukan.
Saat kita melakukan kebaikan maka sesungguhnya kita sedang berbuat baik untuk diri kita, sebaliknya saat kita melakukan keburukan kita sedang berbuat buruk untuk diri kita.
Saat kita bersedekah, mungkin yang kita lihat kita mengeluarkan harta kita untuk kita berikan untuk orang lain, yang kita lihat adalah kita berbuat baik untuk orang lain, tapi kalau kita mau merasakan & merenungkan kembali, Allah akan memberikan keberkahan pada harta kita, dan itu adalah kebaikan bagi kita.
Atau saat kita mengambil hak orang lain (misal : korupsi), yang terlihat adalah kita mendapatkan tambahan harta, ingat atau tidak kita sedang mengambil hak orang lain. Yang jelas harta kita bertambah, tapi pernahkah disadari tidak berkahnya harta tersebut, mungkin kita sakit sehingga harus mengeluarkan banyak harta, atau harus mengeluarkan banyak harta, atau pada hal-hal lain.

Allah ta'ala berfirman :
Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri.
Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzholimi hamba-hamba-(NYA).
( QS. Fushilat (41) : 46 )



Kebaikan akan mengantarkan ke surga

Kebaikan & Kejujuran (Kebenaran), kebaikan ada dalam kejujuran (kebenaran)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga.
Jika seseorang senantiasa berlaku jujur & berusaha untuk jujur maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan akan mengatarkan pada neraka.
Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta."
( HR. Muslim )



Kebaikan, Kebenaran, & Kesabaran

Allah berfirman :
Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
( QS. Al-Ashr (103) : 1-3 )

Lihatlah bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala menyandingkan kebaikan, kebenaran, dan kesabaran.
Kebaikan ada bersama kebenaran, dan diusahakan bersama kesabaran.



Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan

Allah berfirman :
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.
Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,
( QS. Ali-'Imran (3) : 134 )

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.
Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
( QS. Ali-'Imran (3) : 148 )



Hanya kepada Allah kita memohon hidayah (petunjuk) & taufik (dorongan untuk melakukan sesuatu-->kebaikan).
Semoga Allah senantiasa memudahkan kita melihat kebaikan, dan memberikan ilham pada kita untuk melakukan kebaikan.
Semoga Allah senantiasa memudahkan jalan kita ke surga-NYA, memudahkan kita dalam kebaikan, dalam kebenaran, dan dalam kesabaran.

Robbana aatinaa fid-dunyaa hasanah (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia),
wa fil akhirotiy hasanah (dan di akhirat kebaikan),
wa qinaa 'adzaban-nar (dan lindungilah kami dari adzab neraka)
( QS. Al-Baqarah (2) : 201 )



Sumber Rujukan :
Al-Qur'an & Terjemahannya
Kitab Hadits : Riyadhush-Shalihin (Taman (Hati) Orang-orang Shalih/Baik), susunan : Imam Nawawi
http://abumushlih.com/bersegeralah.html/
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa-menahan-diri-demi-menggapai-ridho-illahi-5.html
http://rumaysho.com/belajar-islam/akhlak/3193-berlakulah-jujur.html
http://muslimah.or.id/fikih/shalat-witir.html



"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( HR. Muslim )

Puasa Syawal : jadikan puasa kita seperti puasa setahun penuh

BismiLLAH-ir-RAHMAN-ir-RAHIM,
Dengan menyebut nama ALLAH, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Seputar Puasa Syawal :
* 6 hari puasa Syawal, menjadikan puasa kita laksana puasa setahun penuh
* Puasa Syawal tidak harus berurutan, selama masih dalam bulan Syawal
* Usahakan untuk mengganti (meng-qodho) puasa Ramadhan yang tertinggal terlebih dahulu
* Boleh niat setelah Subuh (selama hari itu belum makan & minum), dan boleh dibatalkan sewaktu-waktu



6 hari puasa Syawal, menjadikan puasa kita laksana puasa setahun penuh

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa 6 hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.”
(HR. Muslim)

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa berpuasa 6 hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh.
Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.”
(HR. Ibnu Majah, derajat hadits : shahih)

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan 10 kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya."
( HR. Muslim )

Karena setiap kebaikan akan diberi pahala 10x lipat hingga 700x lipat, dan bahkan untuk puasa Allah telah menjanjikan pahalanya tanpa batas. Jadi kalau kita mendapat pahala minimal saja, kita mendapat pahala 10x lipat.
Jika kita telah melakukan puasa 1 bulan pada bulan Ramadhan, maka kita telah memperoleh pahala 10 bulan, maka jika kita menambahkan puasa 6 hari pada bulan Syawal, maka kita mendapat tambahan pahala 60 hari ( 2 bulan ), maka lengkaplah 12 bulan, itulah yang dimaksud dengan laksana berpuasa setahun penuh.



Puasa Syawal tidak harus berurutan, selama masih dalam bulan Syawal

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”

Catatan: Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)



Usahakan untuk mengganti (meng-qodho) puasa Ramadhan yang tertinggal terlebih dahulu


Karena puasa Ramadhan adalah wajib, sedangkan puasa Syawal adalah sunnah (mustahab).
Sehingga pendapat ulama yang kuat adalah menunaikan qodho' puasa Ramadhan terlebih dahulu, baru melaksanakan puasa Syawal.
Untuk wanita jika takut melewati bulan Syawal jika mengganti (mengqodho') puasa Ramadhan dahulu, mungkin bisa melakukan puasa Syawal terlebih dahulu ( wallohu a'lam / dan Allah yang lebih mengetahui, bisa coba ditanyakan ke ahli ilmu_red.)



Boleh niat setelah Subuh (selama hari itu belum makan & minum), dan boleh dibatalkan sewaktu-waktu

Beda puasa wajib dengan puasa sunnah antara lain pada niat dan pembatalan.

Puasa wajib :
Niat dari sebelum waktu Subuh
Tidak boleh dibatalkan, kecuali ada udzur syar'i (misal : sakit, musafir, haidh & nifas)

Puasa sunnah :
Boleh niat setelah waktu Subuh, selama belum makan & minum
Boleh dibatalkan sewaktu-waktu (misal : ada undangan makan, maka boleh membatalkan puasa, dan memenuhi undangan juga merupakan kebaikan)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi Aisyah, lalu bertanya :
“Apakah engkau punya santapan siang ? Jika tidak ada maka aku akan berpuasa.”
( HR. Muslim )
dari hadits tersebut, dapat diketahui, bahwa niat puasa sunnah tidak harus dari sebelum Subuh, boleh berniat puasa sunnah bahkan ketika hari sudah siang selama belum makan & minum.



Semoga Allah memudahkan kita dalam kebaikan.

Taqobalallahu minna wa minkum ( Semoga Allah menerima (amal) dari kami & (amal) dari kalian),
Taqobal ya Karim ( Terimalah wahai Yang Maha Mulia )


Sumber Rujukan :

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa-enam-hari-di-bulan-syawal.html
http://www.rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2709-jangan-lupa-lakukan-puasa-syawal.html
http://www.rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2712-lima-faedah-puasa-syawal.html
http://www.rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2649-ganjaran-untuk-mereka-yang-berpuasa-.html

Monday, July 26, 2010

Sebaik-baik

Bismillahir-Rahmair-Rahim,
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


Allah ta'ala berfirman :
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
( QS. Al-Hujuraat (49) : 13 )

Allah ta'ala berfirman,
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antara mereka yang baik amalnya (perbuatannya).
( QS. Al-Kahfi (18) : 7 )



* Sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah
* Sebaik-baik petunjuk adalah sunnah Rasulullah

* Sebaik-baik umat adalah 3 generasi awal Islam ( generasi shahabat, tabi'in, & tabi'ut tabi'in )

Sebaik-baik manusia adalah :
* yang paling baik akhlaknya
* yang bermanfaat bagi manusia yang lain
* yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya
* yang paling baik kepada sahabatnya & tetangganya
* yang menyambung silaturrahim
* yang lebih dulu memberi salam
* yang paling baik dalam pembayaran hutang
* yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa & hartanya

Laki-laki :
* yang paling baik adalah yang paling baik terhadap istrinya

Wanita :
* Sebaik-baik perhiasan di dunia adalah wanita yang shalihah
* Sebaik-baik mahar adalah yang mudah & ringan
* Sebaik-baik masjid (tempat sujud) adalah di rumahnya

Sebaik-baik amalan & ibadah :
* amalan yang dilakukan secara rutin
* amalan yang paling disukai Allah subhanahu wa ta'ala adalah sholat tepat pada waktunya, berbuat kepada kedua orang-tua, berjihad di jalan Allah
* puasa Muharram ( setelah puasa Ramadhan )
* sholat malam ( setelah sholat fardhu )
* puasa Nabi Daud 'alaihi sallam
* sholat Nabi Daud 'alaihi sallam

Sholat & Do'a
* sholat sunnah seseorang yang paling utama adalah di rumahnya
* yang paling besar pahalanya dalam sholat adalah yang paling jauh perjalanannya menuju ke tempat sholat, dan yang lebih jauh lagi
* sebaik-baik shof sholat bagi kaum lelaki adalah shof yang pertama
* sebaik-baik shof sholat bagi kamu wanita adalah shof yang terakhir
* sholat yang paling utama adalah yang lama berdirinya
* kedekatan paling utama dengan Allah adalah saat sujud, maka sangat baik untuk berdo'a
* waktu yang paling utama untuk berdo'a adalah di akhir & tengah malam, dan setelah sholat fardhu

Sebaik-baik ayat & surat & kalimat dzikir :
* ayat yang paling agung dalam kitab Allah adalah ayat Kursi ( QS. Al-Baqarah (2) : 255 )
* surat yang dibaca pada sholat qobliyah shubuh (sholat fajar) adalah surat Al-Kaafirun & surat Al-Ikhlash
* kalimat Laa ilaha ilallah ( Tiada Tuhan selain Allah )
* kalimat yang paling disukai Allah adalah 'Subhanallahi wabihamdih'

Sebaik-baik harta & sedekah :
* harta di tangan orang shalih
* harta yang dinafkahkan kepada keluarganya
* sedekah di saat menginginkan kekayaan dan takut fakir

* Sebaik-baik hari adalah hari Jum'at

* Sebaik-baik pakaian adalah berwarna putih

* Sebaik-baik majelis adalah majelis yang lapang

* Sebaik-baik penyembelihan hewan adalah dengan pisau yang tajam





SEBAIK-BAIK PERKATAAN & PETUNJUK

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad.
Seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru*, dan seluruh bid’ah (perkara baru) adalah kesesatan.
( HR. Muslim )
* Perkara baru (bid'ah) adalah perkara baru dalam hal agama, seperti bentuk ibadah khusus yang tidak ada contohnya dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, karena Islam telah sempurna tidak perlu penambahan & pengurangan.



SEBAIK-BAIK UMAT ISLAM

Dari Imran bin Hushain, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian (umat Islam) adalah yang hidup pada masaku (generasi shahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi'in), lalu yang sesudahnya lagi (tabi'ut tabi'in)."
( HR. Bukhari & Muslim )
* 3 generasi tersebut paling baik ke-Islam-annya, karena kedekatannya dengan Rasulullah di utus, bagaimana tidak generasi sahabat mendapatkan ilmu langsung dari Rasulullah, wahyu (Al-Qur'an) turun di antara mereka, sehingga mereka paling memahami bagaimana makna & pengamalan Al-Qur'an & As-sunnah.
3 generasi awal dalam Islam ini yang disebut dengan Salafush-Shalih
( Salaf : pendahulu, Salaf+Al+Shalih --> Salaf Ash-Shalih = Salafush-Shalih : pendahulu yang shalih )



SEBAIK-BAIK MANUSIA

Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaknya (budi pekertinya)."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Jabir, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai & paling dekat kedudukannya denganku pada hari Kiamat yaitu orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian."
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )

Dari Jabir, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia lain."
( HR. Thobroni, Daruqutni, derajat hadits : shahih )

Dari Utsman bin Affan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallm bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an & mengajarkannya."
( HR. Bukhari )

Dari Abdullah bin Umar (Ibnu Umar), Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik sahabat (menurut pandangan Allah) adalah yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah yang paling baik kepada tetangganya."
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )

Dari Abdullah bin Umar (Ibnu Umar), Rasulullah shalallahu 'alahi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kebaikan adalah seseorang yang menyambung tali silaturrahim dengan sahabat ayahnya."
( HR. Muslim )

Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang lebih dulu memberi salam."
( HR. Abu Dawud & Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar hutangnya."
( HR. Bukhari & Muslim )
* Baik dalam membayar hutang ialah dengan segera tidak menunda-nunda pembayaran setelah mempunyai sesuatu untuk membayar.
Hal ini merupakan akhlak yang baik dalam muamalah/hubungan antar manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup.

Dari Abu Sa'id Al Khudri, "Seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu bertanya,
'Siapakah manusia yang paling utama?'
Beliau menjawab, 'Orang mukmin yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya.'
Dia bertanya lagi, 'Kemudian siapa?'
Beliau menjawab, 'Kemudian orang mukmin yang menyendiri pada tempat yang sunyi untuk menyembah kepada Allah dan menjauhkan manusia dari kejahatannya.' "
( HR. Bukhari & Muslim )



LAKI-LAKI

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya (budi pekertinya).
Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya."

( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )



WANITA

Dari Abdullah bin 'Amr Al Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Dunia adalah suatu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan di dunia adalah wanita yang shalihah.
( HR. Muslim )

Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik nikah adalah yang paling mudah."
( HR. Abu Dawud )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Di antara keberkahan seorang wanita ialah yang mudah urusannya dan murah maharnya."
( HR. Abu Dawud, derajat hadits : shahih )
* Sebaik-baik mahar adalah yang mudah & ringan

Dari Ummu Salamah, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sebaik-baik masjid* bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka."
( HR. Ahmad, derajat hadits : hasan/baik )
* masjid berarti tempat sujud
pembentukan kata dalam bahasa Arab :
SuJuD --> maSJiD ( masjid : tempat sujud )
SHoLat --> muSHoLa (mushola : tempat sholat )
iQoMa --> maQoM ( maqom : tempat iqoma/berdiri, contohnya : maqom Ibrohim, yaitu tempat berdiri Nabi Ibrohim saat membangun Ka'bah)



SEBAIK-BAIK AMALAN & IBADAH

Dari 'Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sebaik-baik amalan yang disukai Allah subhanahu wa ta'ala adalah yang terus-menerus dikerjakan."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abdullah bin Mas'ud (Ibnu Mas'ud), ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
'Amal apakah yang paling disukai oleh Allah subhanahu wa ta'ala?'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
'Sholat tepat pada waktunya'
Saya bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?'
Beliau menjawab, 'Berbuat baik kepada kedua orang-tua.
Saya bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?'
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, 'Pergi berjihad di jalan Allah'."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.
Dan sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah sholat malam (tahajjud)."

( HR. Muslim )

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Daud, sholat yang paling disukai Allah adalah sholat Daud.
Beliau biasa tidur di pertengahan malam, lalu bangun di sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam terakhir.
Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari."
( HR. Bukhari & Muslim )



SHOLAT & DO'A

Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Wahai sekalian manusia, sholatlah kamu sekalian di rumah,
karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah sholat di rumahnya, kecuali sholat fardhu."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Musa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Orang yang paling besar pahalanya dalam sholat adalah yang jauh perjalanannya menuju ke tempat sholat, dan yang lebih jauh lagi."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik shof kaum lelaki adalah shof pertama dan sejelek-jelek shof mereka adalah shof terakhir,
sedangkan sebaik-baik shof kaum wanita adalah shof terakhir dan sejelek-jelek shof mereka adalah shof pertama."
( HR. Muslim )

Dari Jabir, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya :
"Sholat yang bagaimanakah yang paling utama?"
Beliau menjawab, "Yang lama berdirinya."
( HR. Muslim )
* Lama berdirinya ialah dengan panjangnya bacaan sholatnya

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sedekat-dekatnya hamba kepada Tuhannya, yaitu ketika ia sujud, oleh karena itu perbanyaklah berdo'a pada saat sujud."
( HR. Muslim )
* sebaik-baik waktu untuk berdo'a adalah saat sujud

Dari Abu Umamah, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya,
'Kapankah do'a yang paling didengar oleh Tuhan?'
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
'Di tengah & akhir malam, serta seusai sholat fardhu ( 5 waktu ).' "
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )



SEBAIK-BAIK BACAAN

Dari Ubay bin Ka'ab, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Hai Abu Mundzir (nama kun-yah Ubay bin Ka'ab)! Apakah engkau mengetahui, ayat apa yang paling agung menurutmu, dari kitab Allah yang engkau hafalkan?"
Saya menjawab, "Allahu laa ilaaha illahuwal hayyul qoyyum." (ayat Kursi : QS. Al-Baqarah (2) : 255 )
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menepuk dada saya dan bersabda, "Sungguh luas pengetahuanmu wahai Abu Mundzir."
( HR. Muslim )
* Ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung, karena di dalamnya terkandung makna sifat-sifat Allah

Dari 'Aisyah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sebaik-baik surat yang dibaca ketika 2 raka'at qobliyah subuh adalah Qulhuwallahu ahad ( surat Al-Ikhlash ) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun ( surat Al-Kafirun )."
( HR. Ibnu Khuzaimah, derajat hadits : shahih )

Dari Jabir, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
'Dzikir yang paling utama adalah kalimat Laa ilaaha ilallah ( Tiada Tuhan selain Allah ).' "
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
'Apakah kamu mau aku beritahukan kalimat yang paling disukai Allah?
(yaitu) 'sesungguhnya kalimat yang paling disukai oleh Allah adalah 'Subhanallahi wabihamdih'
( Maha Suci Allah dan aku memuji-NYA ).
( HR. Muslim )



SEBAIK-BAIK HARTA & SEDEKAH

Dari 'Amr bin 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang shalih."
( HR. Ahmad, derajat hadits : shahih )

Dari Abu Abdullah Tasauban bin Bujdud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Satu dinar (harta) yang paling utama adalah satu dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya."
( HR. Muslim )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sedekah yang paling utama adalah engkau bersedekah ketika dalam keadaan sehat & bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan tunda engkau tunda sampai ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.' "
( HR. Bukhari & Muslim )



SEBAIK-BAIK HARI

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baiknya hari di mana matahari pada hari itu terbit, adalah hari Jum'at.
Pada hari itu Adam diciptakan.
Pada hari itu, ia dimasukkan ke surga.
Pada hari itu juga, ia dikeluarkan daripadanya."
( HR. Muslim )

Dari Aus bin Aus, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Di antara hari-hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jum'at.
Perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena bacaan setiap sholawat yang kalian berikan pasti disampaikan kepadaku."

( HR. Abu Dawud )
* Membaca sholawat dengan sholawat yang telah diajarkan Rasulullah, seperti sholawat yang ada pada bacaan tasyahud akhir
( Allohumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa ali Muhammad ).



SEBAIK-BAIK PAKAIAN

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Pakailah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kamu, dan kafanilah orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan kain putih!".
( HR. Abu Dawud & Tirmidzi, derajat hadits : hasan shahih )

Dari Samurah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian putih adalah yang paling suci & baik. Kafanilah orang yang meninggal di antara kalian dengan kain putih!"
( HR. An-Nasa'i & Al-Hakim, derajat hadits : shahih )



SEBAIK-BAIK MAJELIS

Dari Abu Sa'id Al Khudri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sebaik-baik majelis adalah majelis yang paling lapang."
( HR. Abu Dawud )



SEBAIK-BAIK PENYEMBELIHAN HEWAN

Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala mewajibkan kalian untuk berbuat baik dalam segala hal.
Oleh karena itu kalau kamu membunuh, maka membunuhlah dengan sebaik-baiknya.
Apabila menyembelih, maka sembelihlah dengan sebaik-baiknya.
Hendaklah menajamkan pisau dan hendaklah menenangkan hewan sembelihan."

( HR. Muslim )


Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa mempermudah kita dalam kebaikan, senantiasa mempermudah kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, dalam beribadah pada Allah (berakhlak baik kepada Allah), dan dalam berakhlak baik terhadap sesama manusia & apa yang ada di alam semesta.
Semoga Allah senantiasa mempermudah jalan kita menuju kebahagiaan dunia & akhirat, Aamiin....



Do'a Kebaikan Dunia & Akhirat :

Robbanaa aatinaa fiid-dunyaa hasanah ( Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia )
wa fiil akhiroti hasanah ( dan kebaikan di akhirat )
wa qinaa 'adzaban-nar ( dan lindungilah kami dari adzab neraka )
( QS. Al-Baqarah (2) : 201 )



Do'a memohon akhlak yang baik :

Allohumma ahsanta kholqii ( Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menciptakanku dengan baik )
fa ahsin khuluqii ( maka perbaiki pula akhlakku )
( HR. Ahmad, derajat hadits : shahih )



Dzikir sesudah sholat fardhu :

Allohumma a'innii 'alaa dzikrika ( Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir (mengingat) kepada-MU )
wa syukrika ( dan bersyukur kepada-MU )
wa husni 'ibaadatik ( dan beribadah dengan baik kepada-MU )
( HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, Ahmad, Al-Hakim, derajat hadits : shahih )



Sumber Rujukan :
Al-Qur'an & Terjemahannya
Kitab Hadits : Riyadhush-Shalihin ( Taman (Hati) Orang-orang Shalih ), susunan Imam Nawawi
www.rumaysho.com
http://blog.re.or.id/tidak-disukai-berlebih-lebihan-dalam-mahar.htm
www.almanhaj.com , kategori : Nikah
Buku : Do'a & Wirid, susunan Yazid Abdul Qadir Jawas, penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi'i


* Hadits yang diriwayatkan Bukhari & Muslim, derajat hadits-nya shahih, sehingga tanpa perlu disebutkan derajatnya sudah dipahami bahwa derajat hadits tersebut shahih, hadits-hadits yang diriwayatkan mereka diakui ke-shahih-annya, karena telah diseleksi dan diteliti dengan sangat ketat (seleksi & penelitian dari : jalan periwayatan (sanad), orang-orang yang meriwayatkan, muatan hadits )

Secara garis besar derajat hadits :
1. Shahih : tidak diragukan kebenarannya
2. Hasan/baik : mendekati shahih, ada sedikit kelemahan, dari faktor-faktor yang diteliti
3. Dho'if/lemah : lemah, banyak kelemahan dari berbagai faktor
4. Ma'udhu/palsu : hadits yang terbukti palsu ( bukan perkataan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam )



"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( HR. Muslim )

Sunday, July 11, 2010

Keluargamu Pintu Surgamu

Bismillahir-Rahman-ir-Rahim,
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


Keluarga ( Kedua Orang Tua, Suami, dan Anak ) adalah Pintu Surga

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasalam bersabda,
"Amat merugi, dan sungguh merugi orang yang masih sempat mendapatkan salah satu atau kedua orang tuanya hidup di usia tuanya, kemudian kesempatan (berbuat baik itu) tidak digunakannya untuk memasukannya ke dalam surga."
( HR. Muslim )

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Apabila seorang wanita menjaga sholat 5 waktu, berpuasa di bulannya (Ramadhan), menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya niscaya dia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan."
( HR. Ibnu Abi Hatim)

Dari Ummu Salamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga."
( HR. At-Timidzi , derajat hadits : hasan/baik )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa memiliki 3 orang putri atau 3 orang saudara putri, atau memiliki 2 orang anak putri atau 2 orang saudara putri, kemudian ia mendidiknya dengan baik hingga memiliki ketaqwaan kepada Allah dan akhlak yang mulia, maka dia berhak masuk surga".
(HR. At-Tirmidzi)

Dari 'Aisyah, ia berkata,
"Seorang perempuan miskin dengan membawa kedua putrinya mendatangiku, maka aku memberinya 3 butir kurma (hanya itu yang dimiliki 'Aisyah). Ia memberika kepada ,masing-masing putrinya sebutir kurma. Ketika perempuan itu hendak memasukkan kurma ke mulutnya untuk dimakan, tiba-tiba diminta oleh kedua putrinya, lalu ia membelah kurma itu menjadi 2 bagian kemudian diberikan kepada kedua anaknya. Aku merasa kagum melihat perilaku perempuan itu.
Setelah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang, aku menceritakan kepadanya kejadian itu, kemudian beliau bersabda,
'Sesungguhnya Allah telah menetapkan surga baginya dengan perbuatannya itu (terhadap kedua putrinya) atau dia terbebas dari api neraka karena perbuatannya itu'."
( HR. Muslim )

Pintu surga ternyata begitu dekat, keluarga kita adalah pintu surga yang terdekat. Tidak maukah kita memasukinya?
Berbakti pada orang tua, mentaati suami, mendidik anak agar menjadi orang shalih merupakan pintu-pintu untuk memasuki surga.
Jika semuanya karena mengharap ridha Allah subhanahu wa ta'ala, maka akan mengantarkan kita ke surga-NYA.

Kita akan dimasukkan ke dalam surga dengan rahmat Allah, rahmat Allah didapatkan dengan keridhaan Allah. Keridhaan Allah didapatkan dengan ketakwaan (amal perbuatan kita dalam ketaatan).


Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua

Allah ta'ala berfirman :
Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan AKU dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. hanya kepada-KU kembalimu, dan akan AKU beritakan kepadamu apa yang yelah kamu kerjakan.
( QS. Al-'Ankabut (29) : 8 )

Allah ta'ala berfirman :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia 2 tahun. Bersyukurlah kepada-KU dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada AKU kembalimu.
( QS. Luqman (31) : 14 )

Allah ta'ala berfirman :
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan AKU dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-KU.
( QS. Luqman (31) :15 )

Allah ta'ala berfirman :
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya denagn susah payah (pula).
( QS. Al-Ahqof (46) : 15 )

Allah subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan kita untuk berbuat baik terhadap kedua orang tua (birrul walidain, birr : baik, walidain : 2 orang tua).
Perintah itu disandingkan dengan ketaatan pada Allah, dan peringatan untuk tidak menyekutukan Allah. Telah kita ketahui bahwa tujuan penciptaan makhluk adalah untuk tauhid (mengesakan Allah, beribadah hanya pada Allah, lihat QS. Adz-Dzariyat (51) : 56 ), itulah tujuan tertinggi, tauhid. Maka jika Allah menyandingkan perintah untuk berbuat baik terhadap kedua orang tua setelahnya, maka itulah ketaatan tertinggi di dunia yang kita temui saat ini (ketaatan teringgi pada makhluk adalah pada Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam).

Maka kita harus menaati kedua orang tua selama tidak dalam kemaksiatan terhadap Allah (melanggar hukum Allah).
Begitu tingginya kedudukan orang tua, sehingga ridha Allah ada pada keridhaan mereka, dan murka Allah ada pada kemurkaan mereka.
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ridha Allah bergantung pada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung pada kemurkaan orang tua."
( HR. Bukhari, Ibnu Hibban, At-Tirmidzi, Al-Hakim )


Kedua Orang Tua Adalah Yang Paling Berhak Atas Kebaikan Kita

Dari Abu Hurairah, ia berkata,
"Suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam kemudia berkata,
'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baikku?'
Rasulullah menjawab, 'Ibumu!'
Lalu orang tersebut bertanya lagi, 'Lalu siapa lagi?'
Nabi menjawab, 'Ibumu!'
Orang tersebut bertanya lagi, 'Lalu siapa lagi?'
Nabi menjawab, 'Ibumu!'
Orang tersebut bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi kemudian menjawab, 'Bapakmu!'"
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Bakrah Nufai' bin Al Haris, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa terbesar (3 dosa terbesar)."
Kami menjawab, "Tentu, kami ingin mengetahuinya."
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Yaitu menyeketukuan Allah dan durhaka terhadap kedua orangtua."
(Semula Rasulullah duduk sambil bersandar, lalu beliau memperbaiki duduknya hingga tegak), beliau kembali meneruskan sabdanya,
"Ingatlah! Termasuk juga perkataan bohong dan bersaksi palsu."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Di antara dosa-dosa besar itu adalah seorang anak yang mencela kedua orang tuanya."
Para sahabat bertanya, "Apakah ada seseorang yang mencela kedua orang tuanya?"
Beliau menjawab, "Ya, apabila seseorang mencela ayah orang lain, maka ia sama halnya mencela ayahnya sendiri; dan seseorang yang mencela ibu orang lain, maka ia sama halnya mencela ibunya sendiri." *
( HR. Bukhari & Muslim)
* karena orang yang kita cela orang tuanya, biasanya akan membalas mencela orang tua kita, maka itu sama dengan kita secara tidak langsung mencela orang tua kita.


Berbakti Kepada Orang Tua Lebih Utama dari Berjihad

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud, ia berkata,
"Saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, 'Amal apakah yang paling disukai oleh Allah subhanahu wa ta'ala?'
Beliau menjawab, 'Shalat tepat pada waktunya'.
Saya bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?'
Beliau menjawab, 'Berbuat baik kepada kedua orang tua'.
Saya bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?'
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Pergi berjihad di jalan Allah'."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash ia berkata,
"Seseorang datang menjumpai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam, lalu berkata, 'Aku berbaiat kepadamu untuk berhijrah & berjihad (di jalan Allah) semata-mata mengharapkan ganjaran dari Allah subhanahu wa ta'ala.'
Rasulullah bertanya, 'Apakah di antara kedua orang tuamu masih ada yang hidup?'
Orang itu menjawab, 'Ya, kedua-duanya masih hidup.'
Rasulullah kembali bertanya, 'Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah?'
Orang itu menjawab, 'Ya.'
Rasulullah bersabda, 'Kembalilah (untuk berbakti) kepada kedua orang tuamu, kemudian rawatlah keduanya dengan baik'."
( HR. Bukhari & Muslim, lafadz ini milik Muslim )


Menghormati Kedua Orang Tua, Bahkan Jika Mereka Masih Kafir

Dari Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia berkata,
'Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup, ibuku -yang masih musyrik- datang mengunjungiku.
Lalu aku meminta penjelasan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, ibuku telah datang mengunjungiku untuk menjalin hubungan baik denganku.
Apakah aku boleh menjalin hubungan dengan ibuku?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ya, jalinlah hubungan baik dengan ibumu'."
( HR. Bukhari & Muslim )

Sekalipun orang tua kita belum muslim, kita wajib berbuat baik dan menghormatinya, tentunya sebatas urusan dunia, bukan peribadahan & agama. Untuk urusan agama & peribadahan mereka maka kita berlepas diri.


Berdo'alah untuk Kedua Orang Tua

Allah ta'ala berfirman :
Dan Tuhanmu telah telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain DIA dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau katakan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah "Ya Rabb-ku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."
( QS. Al-Israa' (17) : 23-24 )

Sungguh kuatnya ikatan antara orang tua dan anak dalam Islam, orang tua dan anak mempunyai kaitan timbal balik dalam segala kebaikan.
Dengan berbakti pada orang tua akan mengantarkan anak ke dalam surga.
Sedang bagi orang tua, do'anya anaknya yang shalih akan menjadi pahala yang terus mengalir sekalipun mereka telah meninggal dunia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali 3 perkara, yaitu :
sedekah jariyah,
ilmu yang bermanfaat,
dan anak shalih yang mendo'akannya."
( HR. Muslim )
Anak adalah hasil didikan orang tua, jika orang tua mendidiknya sehingga anaknya menjadi orang yang shalih, maka orang tua akan memperoleh pahala atas do'a anaknya dan amal shalih anaknya.

Bakti anak pada orang tuanya tidak terputus meskipun orang tuanya telah meninggal. Bentuk bakti anak terhadap orang tuanya yang sudah meninggal (berdasarkan dari hadits-hadits yang shahih), antara lain dengan :
1. Mendo'akannya
2. Menshalatkan ketika orang tua meninggal
3. Selalu memintakan ampun untuk keduanya
4. Membayarkan hutang-hutangnya
5. Melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syari'at
6. Menyambung tali silaturrahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya

Berdasarkan nash-nash dari Al-Qur'an, bahwa kita memperoleh dari apa yang kita usahakan, para ulama berpendapat, bahwa apapun kebaikan (amal shalih) yang dilakukan oleh anak, orang tua juga memperoleh pahalanya, karena anak adalah hasil usaha (didikan) orang tua.
Allah ta'ala berfirman,
Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.
( QS. Al-Baqarah (2) : 286 )
...dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,
( QS. An-Najm (53) : 39 )

Maka marilah kita bersegera dalam kebaikan, berbakti & berbuat baik kepada orang tua kita. Selagi kita masih hidup, selagi kita masih sehat, selagi kita masih dapat berbuat kebaikan & amal shalih. Dunia adalah tempat beramal (berbuat), sedang akhirat adalah tempat perhitungan.
Allah ta'ala berfirman :
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah.
( QS. Luqman (31) : 33 )


Begitu mulianya kedudukan keluarga dalam Islam. Di dalamnya kita merasakan ketenangan hati & kebahagiaan di dunia. Dengannya kita dapat memasuki surga & kebahagiaan di akhirat.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa mempermudah kita dalam kebaikan, mempermudah jalan kita dalam berbakti pada kedua orang tua, mempermudah jalan kita menuju surga-NYA,
Semoga Allah mengkaruniakan kebahagiaan bagi keluarga kaum muslimin,
Aamiin....



Do'a untuk Kedua Orang Tua :

Robbirhamhumaa kamaa robbayani shoghiroo
( Ya Rabb-ku, Sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidik aku pada waktu kecil )
( QS. Al-Israa' (17) : 24 )

Robbanaghliy waliwaalidayya ( Ya Rabb/Tuhan kami, ampunilah aku & kedua ibu bapakku )
wa lil mukminiina yauma yaquumul hisaab ( dan semua orang beriman pada hari diadakannya perhitungan (hari Kiamat) )
( QS. Ibrahim (14) : 41 )



Do'a Agar Diberikan Keturunan Yang Shalih :

Robbi habliy minash-shoolihiin
( Ya Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih."
( QS. Ash-Shaafaat (37) : 100 )

Robbi habliy mil-landunka dzurriyyatan-thoyyibah. ( Ya Rabb-ku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-MU )
Innaka samii'ud-du'aa ( Sesungguhnya Engkau Maha mendengar do'a )
( QS. Ali-'Imran (3) : 38 )

Robbanaa hablanaa min azwaajinaa ( Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami)
wa dzurriyyatinaa (dan keturunan kami)
qurrota a'yun (sebagai penyenang hati kami)
waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa (dan jadikanlah kami imam/pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa )
( QS. Al-Furqoon (25) :74 )



Sumber Rujukan :
1. Al-Qur'an & Terjemahannya
2. Kitab Hadits : Riyadhush-Shalihin, susunan Imam Nawawi
3. www.alsofwah.or.id
4. www.asysyariah.com
5. www.almanhaj.or.id ( Kategori : Birrul Walidain )
6. Buku : Do'a & Wirid, susunan Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi'i



"Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( HR. Muslim )

Kebahagiaan Dengan Kesabaran

Bismillahir-Rahman-ir-Rahim,
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


Cobaan & Kesabaran

Allah ta'ala berfirman,
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

( QS. Al-Baqarah (2) : 155 )

Abu Hurairah berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Orang mukmin/beriman (baik laki-laki maupun perempuan) senantiasa mendapatkan cobaan, baik dirinya, anaknya maupun hartanya sehingga ia menghadap Allah subhanahu wa ta'ala tanpa membawa dosa'."
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan shahih )

"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
( QS. Al-Baqarah (2) : 153 )


Bersabar Dengan Berlatih Sabar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menjaganya,
dan barangsiapa yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya.
Serta siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan memberikan kesabaran.
Seseorang tidak akan mendapatkan anugerah lebih baik dan lebih lapang melebihi kesabaran."

( HR. Bukhari & Muslim )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin (beriman), keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan.
Tidak terjadi yang demikian itu kecuali bagi orang mukmin.
Jika mereka mendapatkan kesenangan, ia bersyukur. hal itu merupakan kebaikan.
Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar. Itu juga merupakan kebaikan."
( HR. Muslim ).



Macam-macam Kesabaran :

Secara garis besar, kesabaran ada 3 macam, yaitu :
1. Bersabar dalam melaksanakan ketaatan
2. Kesabaran terhadap segala perkara yang dilarang
3. Kesabaran terhadap cobaan yang menimpa


1. Bersabar Dalam Melaksanakan Ketaatan

Telah kita pahami, bahwa ketakwaan adalah melaksanakan yang Allah perintahkan dan menjauhi yang dilarang-NYA.
Kadang tidak mudah untuk kita melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta'ala, karena berarti kita harus "melakukan usaha", "berbuat", "bertindak", "beramal".
Misalkan sholat 5 kali sehari, kita harus meluangkan waktu kita untuk melaksanakannya, padahal mungkin kita "sibuk", "jadwal kita padat". Maka untuk melaksanakan sholat butuh kesabaran, meluangkan waktu kita, berusaha melaksanakan sholat dengan khusyu ( memahami makna sholat/do'a yang kita panjatkan ).

Allah ta'ala berfiman.
"Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam menjalankan perintah tersebut."
( QS. QS. Thooha (20) : 132 )

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abdul Qais yang terluka,
"Sesungguhnya di dalam dirimu ada 2 sifat yang disukai Allah, yaitu santun & sabar."
( HR. Muslim )


2. Kesabaran Terhadap Segala Perkara Yang Dilarang

Menjauhi larangan Allah subhanahu wa ta'ala juga memerlukan kesabaran, yaitu untuk menahan & mengendalikan diri agar kita tidak melakukan sesuatu yang dilarang, meski mungkin kita menginginkannya.
Yang dimaksud dengan kemaksiatan adalah lawan dari ketaatan, kemaksiatan adalah melanggar perintah Allah atau mengerjakan larangan Allah.
Manusia mempunyai banyak keinginan, pada hal yang diperbolehkan atau kadang pada hal yang dilarang.
Itulah yang disebut hawa nafsu ( hawa : keinginan, nafs : jiwa), manusia ingin makan, ingin minum, ingin bersenanng-senang, ingin melakukan "apa saja".
Jika manusia tidak menahan & mengendalikan dirinya, maka dia bisa berbuat "apa saja", "semaunya".
Di sinilah manusia memerlukan kesabaran, kesabaran yang akan membantu untuk menahan & mengendalikan diri dari kemaksiatan.

Sebagian ulama salaf (terdahulu) mengatakan :
"Setiap orang yang baik maupun yang fajir (pelaku kemaksiatan) turut melakukan kebaikan. Namun hanya orang yang "shiddiq (benar) " yang mampu meninggalkan seluruh perkara maksiat (yang dilarang)."

Manusia terlahir fitrah (suci), namun dalam kehidupannya melakukakan kesalahan (baik disadari/sengaja ataupun tidak disadari/tidak sengaja).
Kesabaran yang akan membantu untuk menjaga dari kesalahan.


3. Kesabaran Terhadap Cobaan Yang Menimpa

Cobaan, sesuatu yang "kurang menyenangkan", atau yang biasa kita sebut dengan "musibah".
Sudah ketentuan Allah subhanahu wa ta'ala, suka & duka, nikmat & cobaan.
Salah satu rukun iman adalah mengimani qodho & qodar ( takdir baik & takdir buruk ).
Iman terhadap qodho & qodar Allah, takdir-NYA yang baik & yang buruk, bahwa segala sesuatu sudah Allah tuliskan dalam kitab Lauh Mahfudz.
Suka & duka, nikmat & cobaan adalah sesuatu yang pasti, "mau tidak mau" kita menghadapinya, "suka tidak suka" kita menerimanya, kesabaran lah yang akan membantu kita untuk menghadapinya, sehingga apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita merasa baik, merasa tenang, merasa bahagia.

Kesabaran dalam mengahadapi cobaan inilah, kesabaran yang paling kita pahami. Sudah mahfum (paham) bagi kita, bahwa untuk menjalani kehidupan & menghadapi cobaan kita perlu kesabaran, sehingga saat ada cobaan kita tidak terlarut dalam duka-lara.

Allah ta'ala berfirman,
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
( QS. Al-Baqarah (2) : 155 )

Allah ta'ala berfirman
"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
( QS. Al-Baqarah (2) : 153 )

Allah ta'ala berfirman,
...maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-NYA terhadap apa yang kamu ceritakan."
( QS. Yusuf (12) : 18 )




KEBAHAGIAAN DENGAN KESABARAN

Kebahagiaan adalah saat kita dapat menjalani hidup kita dengan hati yang tenang, jiwa yang tentram, dada yang lapang, sehingga kita merasa nyaman.
Bagaimana untuk tetap merasa tenang, tentram & lapang saat kita berada dalam "kesempitan", "keadaan yang menyesakkan"?
Kesabaran dalam menghadapi cobaan yang akan membantu kita untuk senantiasa merasa "baik" & bahagia dengan segala kondisi yang ada.
Sungguh Al-Qur'an dan As-Sunnah (Al-Hadits) telah mengajarkan kita bagaimana bersabar dalam menjalani hidup ini untuk merasakan kebahagiaan.


Bersama Kesulitan ada Kemudahan

Allah ta'ala berfirman,
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
( QS. Al-Insyiroh (94) : 5 )

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
( QS. Al-Insyiroh (94) : 6 )

Sungguh Allah subhanahu wa ta'ala sudah menjanjikan kemudahan dalam segala kesulitan, segala sesuatu ada jalan keluarnya.

Hudzaifah ( seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalllam ) berkata :
"Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan dari yang kecil hingga ke yang besar, kecuali musibah. Adapun musibah Allah menciptakannya dari keadaan besar kemudian menjadi kecil."

Musibah/cobaan datang dalam keadaan besar yaitu terasa berat pada awalnya, lalu akan terasa semakin ringan jika kita bersabar.

Allah ta'ala berfirman dalam sebuah hadits Qudsi* :
"Tiadalah balasan dari sisi-KU bagi hamba-KU yang mukmin (beriman) apabila AKU mengambil orang yang dicintainya (anak, saudara, teman) di dunia, kemudian dia bersabar dan mengharapkan pahalanya, kecuali surga."
( HR. Bukhari, Ahmad )

* Hadits Qudsi : adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala yang tidak ditulis dalam Al-Qur'an


Kesabaran Ada Dari Awal Cobaan

"Sesungguhnya sabar dimulai pada saat pertama kali engkau ditimpa musibah."
Anas berkata,
"Sewaktu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjumpai seorang wanita sedang menangis di atas kubur, maka beliau bersabda,
'Bertakwalah kepada Allah dan sabarlah!'
Wanita itu berkata, 'Pergilah dari sini, karena sesungguhnya engkau tidak tertimpa musibah sebagaimana yang aku alami.'
Wanita itu tidak tahu bahwa yang berkata adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Kemudian ada yang memberitahukan kalau itu adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka wanita itu segera datang ke rumah Nabi.
Ia tidak menjumpai para penjaga pintu, hingga ia dengan mudah dapat masuk ke rumah Nabi.
Setibanya di sana, ia berkata, 'Aku tidak tahu kalau yang berkata tadi adalah baginda.'
Maka Rasulullah bersabda,
'Sesungguhnya sabar dimulai pada saat pertama kali engkau ditimpa musibah.' "
( HR. Bukhari & Muslim )

Yang dimaksud hadits di atas, adalah bahwa kita seharusnya sabar dari awal kita memperoleh cobaan, itulah sabar yang sebenarnya, bukan telah mengeluh dulu di awal musibah.


Membentuk Kesabaran :

Kesabaran, sesuatu yang tidak kita dapatkan begitu saja. Kesabaran dicapai dengan "membiasakan" diri untuk bersabar.
Mungkin memang tidak mudah pada awalnya, jika kita senantiasa berusaha, Allah subhanahu wa ta'ala akan membantu & memudahkan jalan kita.
Banyak cara/jalan untuk melatih kesabaran, dari diri kita sendiri juga dengan melihat sekitar kita.
1. Mengimani qodho & qodar Allah, takdir-NYA yang baik & yang buruk, yang semuanya adalah yang terbaik bagi diri kita,
2. Meyakini janji Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu akan ada kemudahan dalam segala kesulitan,
3. Merenungkan & memahami bahwa dalam setiap cobaan ada hikmah/pelajaran, yang akan menjadikan kita menjadi lebih kuat & lebih baik


Jika masih tak mudah untuk bersabar, mungkin kita bisa melihat sekitar kita....

* Saat kita merasa kehidupan kita tak lengkap, karena anggota keluarga kita sudah tindak lengkap, cobalah lihat di luar sana, ada orang-orang memiliki lebih sedikit keluarga, atau tidak mengetahui siapa & di mana keluarganya, bahkan ada yang hidup sebatang kara.

* Jika kita ditimpa penyakit, lihatlah di luar sana banyak orang yang mungkin lebih parah keadaannya.

* Jika kita merasa "hidup kita pas-pasan", lihatlah di luar sana bahkan ada yang "kekurangan".

* Jika kita merasa cobaan begitu berat, hidup terasa sesak & sempit, ingatlah & renungkanlah kisah para Nabi, cobaan mereka jauh lebih berat daripada kita,

Nabi Nuh, berdakwah/mengajak umatnya mentauhidkan Allah (hanya beribadah kepada Allah) selama 950 tahun dengan begitu banyak rintangan,

Nabi Ibrahim, belum dikaruniai seorang anak pun hingga usia lanjut (beliau memperoleh putra dalam usia yang sangat lanjut, sekitar 90 tahun), lalu saat sudah mempunyai putra yang amat dicintainya, Allah mengujinya untuk mengorbankan putranya,

Nabi Musa, berdakwah dengan tentangan keras dari banyak pihak,

Nabi Ayub, diberi cobaan bertubi-tubi, anak-anaknya habis, hartanya habis, penyakit yang tak kunjung sembuh,

Nabi Yusuf, dibuang oleh saudara-saudaranya sehingga terpisah dengan keluarganya, lihatlah bagaimana beliau memaafkan saudara-saudaranya kemudian,

Nabi Muhammad,
Sebelum menjadi Nabi :
Lahir dalam keadaan yatim, ibunya meninggal saat beliau berusia 6 tahun, kakeknya meninggal saat beliau berusia 8 tahun,
Anak-anak laki-lakinya semua meninggal saat masih kecil (Qosim & Abdullah, anak dari Khodijah, Khodijah merupakan satu-satunya istri Nabi sampai Khodijah meninggal dunia)
Setelah menjadi Nabi :
Ditentang kaumnya, dikatakan gila, padahal sebelum menjadi Nabi, kaumnya menjulukinya Al-Amiin (yang terpercaya)
Dilempari dengan batu oleh kaum Thoif, saat berdakwah pada mereka,
Istri yang begitu setia & mendukungnya meninggal, Paman yang mengasuhnya & senantiasa membantunya meninggal, itulah tahun duka (sekitar tahun ke-10 kenabian),
Anak laki-lakinya meninggal saat masih kecil (yang bernama Ibrahim, anak dari Mariyah Al-Qibtiyah)

Sungguh para Nabi juga manusia, mereka bisa merasakan sedih & duka sebagaimana kita (manusia lainnya). Mereka bersabar, mereka kuat dengan usaha. Semoga kita senantiasa dapat mengambil hikmah/pelajaran dari kisah para Nabi & orang shalih, dan meneladaninya.

Semoga Allah senantiasa membantu & memudahkan jalan kita untuk memiliki sikap sabar, sehingga kita dapat menjalani hidup dengan kesabaran, dan merasakan kebahagiaan, di dunia & akhirat, Amiin....

Sumber Rujukan :
1. Al-Qur’an & Terjemahannya
2. Kitab Hadits : Riyadhush Shalihin, susunan Imam Nawawi
3. www.rumaysho.com
4. www.muslim.or.id
5. Buku : Menakjubkan! Potret Hidup Insan Beriman, penulis : Dr.A’idh Al-Qarni

"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( HR. Bukhari & Muslim )

Saturday, June 26, 2010

Indahnya Bersyukur

Bismillahir-rahman-ir-rahim
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengasih

Salah satu kaidah merasakan kebahagiaan dalam hidup adalah dengan bersyukur.
Bersyukur, sebuah kata sederhana, yang sudah amat sangat kita kenal.
Lalu bagaimana bersyukur? memaknai rasa syukur?

Syukur berasal dari bahasa Arab yang artinya rasa terima kasih kepada Allah. (arti syukur dalam KBBI)
Bersyukur erat kaitannya dengan suatu nikmat, yaitu anugerah & karunia dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Memaknai rasa syukur adalah dengan bersyukur (mewujudkan rasa syukur), seperti halnya beriman yaitu membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan membenarkan(mewujudkan) dengan amal perbuatan, begitu juga bersyukur.



BERSYUKUR DENGAN HATI, LISAN, & AMAL PERBUATAN

BERYUKUR DENGAN HATI

Untuk dapat mensyukuri nikmat dengan hati kita, maka dengan:
1. Menyadari nikmat-nikmat yang kita peroleh, dari yang kecil & dekat,
2. Merasa cukup dengan nikmat yang kita peroleh

1. Menyadari nikmat-nikmat yang kita peroleh, dari yang kecil & dekat
Jika kita mencoba merenungkan segala yang kita punyai & kita peroleh maka akan membantu kita untuk menyadari nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta'ala.
Menyadari nikmat, dari nikmat-nikmat yang mungkin kita anggap sederhana dan kecil.

Cobalah merenungkan dari nikmat yang dekat.
* Pagi hari saat kita bangun, kita dapat bernafas menghirup udara segar, di luar sana mungkin ada orang yang tidak mudah untuk bernafas tanpa alat bantu, atau ada beberapa orang yang bisa bernafas tetapi tempatnya tinggal berudara kurang segar
* Lalu kita pun memulai aktivitas hari itu, kita dapat sarapan dengan tenang, di luar sana mungkin ada orang yang tidak mampu untuk menyediakan sesuatu untuk sarapannya.
* Kita berangkat untuk aktivitas hari itu, berjalan kaki, naik kendaraan pribadi, atau naik kendaraan umum. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang masih memberi kita kaki untuk berjalan, atas kendaraan yang kita miliki, dan atas uang yang kita miliki untuk kita membayar ongkos kendaraan umum. Di luar sana, tidak semua orang memilikinya, ada orang yang tidak dapat berjalan dengan kakinya, atau ada yang tidak punya kendaraan, atau tidak punya uang untuk membayar ongkos kendaraan umum.
* Kita beraktivitas, bekerja mencari nafkah (ma'isyah), mungkin kita merasa sedikit keletihan, di luar sana ada orang yang mungkin belum mendapatkan pekerjaan.
* Kita pulang kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga-orang-orang tercinta, di luar sana mungkin ada orang yang tidak dapat sering berkumpul dengan keluarganya, atau bahkan ada orang yang tidak punya keluarga.

Dapat bernafas dengan lega, makan dengan cukup, dan berkumpul denagn orang-orang tercinta, mungkin jarang kita sadari bahwa itu merupakan nikmat. Karena hal-hal tersebut hal-hal yang sudah sehari-hari kita dapatkan. Sungguh jika kita menyadari nikmat, begitu banyak nikmat Allah subhanahu wa ta'ala. Belum lagi dengan sesuatu yang melekat pada badan kita, 2 mata yang dapat melihat berbagai hal, 2 telinga yang dapat mendengar berbagai suara, 2 tangan untuk membantu & memudahkan aktivitas kita.

Allah ta'ala berfirman :
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."
( QS. An-Nahl (16) : 18 )

Bersyukur atas nikmat yang kecil, membantu kita untuk bersyukur atas nikmat yang besar.
Sesungguhnya Nabi kita, sudah mengajarkan bagaimana bersyukur,

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta & dunia) dan jangan kamu melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih pantas, agar kamu semua tidak menganggap remeh nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu."
( HR. Bukhari & Muslim, hadits ini lafadz Muslim )

Dari Ubaidillah bin Muhshan Al Anshari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Siapa saja di antara kalian yang pada waktu pagi merasa aman rumah-tangganya, sehat badannya, dan mempunyai makanan untuk hari itu maka seolah-olah dia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dengan semua kesempurnaannya."
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )

“Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit maka dia tidak akan mensyukuri atas yang banyak dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Menceritakan sebuah nikmat (yang didapati) kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkannya adalah kufur, bersatu adalah rahmat dan bercerai berai adalah azab.”
(HR. Ahmad dari An-Nu’man bin Basyir)


2. Merasa cukup dengan nikmat yang kita peroleh
Merasa cukup akan sangat membantu kita untuk bersyukur.

Dari Hakim bin Hizam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menjaganya; dan siapa saja yang merasa cukup, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkannya."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam, rezekinya cukup, dan Allah memberikan kepuasan (rasa cukup) terhadap apa yang telah dikaruniakan-NYA."
( HR. Muslim )



BERSYUKUR DENGAN LISAN

Setelah mensyukuri nikmat dalam hati, maka selanjutnya bersyukur dengan lisan kita. Ucapan lisan kita akan semakin menyadarkan dan menguatkan kesyukuran kita. Seperi halnya dalm sholat, saat kita membaca do'a sholat, kita diperintahkan untuk menggerakkan bibir kita, bukan cuma membacanya dalam hati, hal itu untuk lebih memyadarkan kita, sehingga kita lebih sadar dan memahami apa yang kita panjatkan, bukan cuma hafalan yang keluar secara otomatis, karena begitu seringnya kita mengulang-ulangnya.

Allah ta'ala berfirman :
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
( QS. Adh-Dhuha (92) : 11 )

Bersyukur kepada Allah yang paling sederhana dengan mengucapkan Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah.
Sebuah ucapan syukur, sekaligus akan dicatat sebagai sedekah ( tahmid(Alhamdulillah) adalah sedekah, HR. Muslim ).
Selain Alhamdulillah, bisa juga dengan menucapkan Subhanallahi wabihamdih ( Maha Suci Allah dan aku memuji-NYA ), kalimat tersebut juga merupakan kalimat yang ringan di lisan berat dalam timangan amal, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,

dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallalhu 'alaihi wasallam bersabda :
Ada 2 buah kalimat yang ringan lisan namun berat di timbangan, dan ke-2nya dicintai Ar-Rahman, yaitu Subhanallahi wabihamdih (Maha Suci Allah dan aku memuji-NYA) dan Subhanallahil 'adzim (Maha Suci Allah Yang Maha Agung ).
( HR. Bukhari & Muslim )

Alhamdulillah & Subhanallahi wabihamdih, keduanya mempunyai kata "HAMD" yang merupakan ucapan pujian & syukur.

Selain dengan 2 kalimat tersebut, kita bisa mengungkapkan rasa syukur kita dengan kalimat apapun yang baik.
Sungguh dengan mengucapkan syukur berarti kita memuji Allah subhanahu wa ta'ala dan mengingat (berdzikir) -NYA, dan dicatat sebagai sedekah.
Bersyukur dengan lisan juga membantu kita untuk mengingatkan bahwa segala nikmat yang kita peroleh adalah dari Allah subhanahu wa ta'ala,

Allah ta'ala berfirman :
Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-NYAlah kamu meminta pertolongan."
( QS. An-Nahl (16) : 53 )

Segala nikmat adalah dari Allah, semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Qarun yang berkata bahwa segala yang dimilkinya karena ilmunya semata ( lihat QS. Al-Qoshosh (28) : 76-82 ). Dia lupa bahwa semua nikmat adalah dari Allah, yang Allah berikan lewat usaha yang kita lakukan.

Dan bersyukur, kebaikannya adalah untuk kita.
Allah ta'ala berfirman :
Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-NYA). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia."
( QS. An-Naml (27) : 40 )



BERSYUKUR DENGAN AMAL PERBUATAN

Bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu dengan menggunakan nikmat Allah pada sesuatu yang diridhai-NYA.
Bukankah segala sesuatu adalah milik Allah dan hanya kepada-NYA lah semua kembali?
Begitu juga semua nikmat, semua milik Allah yang Allah titipkan pada kita.
Jiwa & badan kita, milik Allah, suatu saat akan kembali pada-NYA.
Keluarga kita milik Allah, suatu saat akan kembali pada-NYA.
Harta kita milik Allah, dan bukan suatu yang kekal kita miliki.

Bersyukur dengan amal perbuatan, dengan mempertanggung-jawabkan segala nikmat Allah subhanahu wa ta'ala.
Menggunakannya pada sesuatu yang diridhai Allah subhanahu wa ta'ala.
Maka bersyukur tak lain ada pada ketaatan & ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Menggunakannya pada sesuatu yang baik & dihalalkan, dan menjaganya dari sesuatu yang buruk & diharamkan.

Allah ta'ala berfirman :
"Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)."
( QS. At-Takatsur (102) : 8 )

Allah ta'ala berfirman :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengatakan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya AKU akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-KU), maka sesungguhnya adzab-KU sangat pedih."
( QS. Ibrahim (14) : 7 )

Allah telah mengingatkan kita atas nikmat-NYA dan mengingatkan untuk bersyukur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan juga atas pertanggung-jawaban nikmat.

Dari Abu Sa'id Al Khudri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya dunia ini manis dan mempesonakan, dan sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala menyerahkannya kepada kalian. Kemudian Allah akan melihat bagaimana kalian berbuat atas dunia ini."
( HR. Muslim )



Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memudahkan kita untuk meraih kebahagiaan di dunia & akhirat.
Memudahkan kita untuk menjalani kehidupan dalam naungan nikmat Islam & iman.
Memudahkan kita memperoleh ridha & rahmat-NYA, memudahkan kita menuju surga-NYA.
Amiin....



Allohumma inniy 'ala dzikrika, ( Ya Allah bantulah untuk berdzikir/mengingat-MU )
wa syukrika, ( dan bersyukur kepada-MU )
wa husni 'ibadatik ( dan beribadah dengan baik kepada-MU )

( HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, Ahmad, Al-Hakim, derajat hadits : shahih )

Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam mengajarkan do'a pada Muadz, untuk mengucapkan do'a tersebut setiap setelah shalat fardhu/wajib.


Do’a agar dijadikan hamba yang bersyukur :
Robbiy auzi’niy an asy-kuro ni’matikal-latiy an ‘amta ‘alayya wa ‘ala waalidayya
wa an a’mala shoolihaan tardhoohu
wa ad-khilniy birohmatika fiy ‘ibaadikash-shoolihiin

artinya :

“Ya Rabb-ku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-MU yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku
dan agar aku mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai;
dan masukkanlah aku dengan rahmat-MU ke dalam golongan hamba-hamba-MU yang shalih.
( QS. An-Naml (27) : 19 )



Rujukan :
Al-Qur'an & Terjemahannya
Kitab Hadits : Shahih Riyadush-Shalihin, susunan Imam Nawawi
Buku : Dzikir Pagi Petang & Sesudah Shalat Fardhu Menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah yang Shahih,
susunan ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi'i
Buku : Menakjubkan! Potret Hidup Insan Beriman, karangan Dr. 'Aidh Al-Qarni, Penerbit : AQWAM
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/mengingkari-nikmat-allah.html
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=467
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
http://muslim.or.id/doa-dan-wirid/ringan-di-lisan-berat-di-timbangan.html



"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( HR. Muslim )

Sunday, June 13, 2010

Sedekah Itu Mudah

Bismillah-ir-RAHMAN-ir-RAHIM
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Allah ta'ala berfirman :
"Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (infakkan) maka pahalanya (kebaikannya) itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan (menginfakkan) sesuatu melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (infakkan), niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan sempurna, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) sedikitpun."
( QS. Al-Baqarah (2) : 272 )


Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda,
"Tiadalah harta itu berkurang karena sedekah. Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan menambahkan kepada seseorang yang suka memaafkan melainkan DIA akan memuliakannya, dan tidaklah seorang yang merendahkan diri karena Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung akan mengangkat derajatnya."
( HR. Muslim )


FADHILAH/KEUTAMAAN SEDEKAH
* Melaksankan perintah Allah subhanahu wa ta'ala
* Dihapus kesalahan dan diampuni dosa
* Membersihkan diri & mensucikan jiwa
* Menjaga dari kekikiran
* Memudahkan jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)
* Berbagi dengan sesama
* Dido'akan oleh malaikat
* Sedekah untuk keluarga atau kerabat mendapat dua pahala, yaitu pahala bersedekah & pahala menyambung silatuhrrahim
* Sedekah jariyah amalnya akan terus mengalir meskipun yang memberikannya sudah meninggal


SEBAIK-BAIK SEDEKAH
* Sedekah di saat masih sehat
* Sedekah di saat ingin kaya & takut miskin
* Sedekah secara rutin, meski sedikit (sesuatu yang kecil tetapi rutin lebih utama daripada sesuatu yang besar tapi jarang)


SEDEKAH ITU MUDAH
* Senyum adalah sedekah
* Tutur kata yang baik adalah sedekah
* Menafkahi keluarga karena mencari keridhaan Allah adalah sedekah
* Tasbih, Tahmid, Tahlil, & Takbir adalah sedekah
* Mengajak kepada kebaikan (amar ma'ruf) adalah sedekah
* Mencegah kemunkaran/keburukan (nahi munkar) adalah sedekah
* Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah
* Mendatangi istri adalah sedekah
* Setiap langkah dalam berjalan untuk melaksanakan shalat adalah sedekah
* Membantu orang adalah sedekah
* Berbuat baik adalah sedekah
* Tidak berbuat kejahatan adalah sedekah
* Shalat Dhuha adalah sedekah yang mencukupi sedekah untuk 360 persendian manusia


SEDEKAH DARI YANG TERDEKAT
* Sedekah kepada keluarga
* Menafkahi keluarga karena mencari keridhaan Allah
* Mengajak keluarga ketaatan & ketakwaan kepada Allah
* Mencegah keluarga dari kemungkaran & kemaksiatan (melanggar hukum Allah)
* Berwajah berseri & bertutur kata dalam keluarga
* Sedekah kepada kerabat
Mendapatkan 2 pahala (kebaikan), yaitu pahala sedekah dan pahala menyambung silaturrahim
* Sedekah kepada anak yatim
* Sedekah kepada tetangga
* Sedekah kepada teman
* Sedekah untuk perjuangan di jalan Allah



Segala Kebaikan Adalah Pintu Sedekah



Dari Al-Qur'an & Al-Hadits :

FADHILAH/KEUTAMAAN SEDEKAH :

* Melaksankan perintah Allah subhanahu wa ta'ala
Allah ta'ala berfirman :
"Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (infakkan) maka pahalanya (kebaikannya) itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan (menginfakkan) sesuatu melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (infakkan), niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan sempurna, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) sedikitpun."
( QS. Al-Baqarah (2) : 272 )

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai, tentang hal itu sungguh Allah Maha Mengetahui.
( QS. Ali 'Imran (3) : 92 )

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-NYA dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang DIA menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah).
( QS. Al-Hadid (57) : 7 )


* Dihapus kesalahan dan diampuni dosa
Dan Allah berfirman, "Aku bersamamu." Sungguh jika kamu melaksanakan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-KU dan kamu bantu mereka kepada Allah pinjaman yang baik*, pasti akan AKU hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti, akan AKU masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
( QS. Al-Ma'idah (5) : 12 )

Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya DIA melipat-gandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun.
( QS. At-Tagabun (64) : 17 )

* pinjaman yang baik : menginfakkan harta denagn hati yang ikhlas

* Membersihkan diri & mensucikan jiwa
Yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya).
( QS. Al-Lail (92) : 18 )

* Menjaga dari kekikiran
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
( QS. At-Tagabun (64) : 16 )

* Memudahkan jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)
Maka barangsiapa memberikan (hartanya di ajlan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)
( QS. Al-Lail (92) : 5-7 )

* Berbagi dengan sesama
Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta.
( QS. Adz-Dzari'at (5) : 19 )

* Dido'akan oleh malaikat
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidaklah setiap waktu pagi melainkan ada 2 malaikat yang datang kepada para hamba, maka salah satu dari keduanya berdo'a, 'Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.' Malaikat yang lain berdo'a, 'Ya Allah, berilah kebinasaan bagi orang yang kikir'."
( HR. Bukhari & Muslim )

* Sedekah untuk keluarga atau kerabat mendapat dua pahala, yaitu pahala bersedekah & pahala menyambung silatuhrrahim
Rasulullah shallallahu 'aialihi wasallam bersabda,
Orang (yang bersedekah kepada kerabatnya) itu mendapat 2 pahala : pahala menyambung silaturrahim dan pahala sedekah itu sendiri.
( HR. Bukhari & Muslim, An-Nasa'i, At-Tirmidzi)

* Sedekah jariyah amalnya akan terus mengalir meskipun yang memberikannya sudah meninggal
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali 3 hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya."
( HR. Muslim )



SEBAIK-BAIK SEDEKAH

Rasulullah bersabda,
"Sedekah yang paling utama adalah engkau bersedekah ketika dalam keadaan sehat & bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan tunda engkau tunda sampai ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.' "
( HR. Bukhari & Muslim )

Karena saat seorang manusia meninggal, maka hartanya menjadi hak ahli warisnya. Dan kalaupun dia berwasiat (untuk diberikan pada selain ahli warisnya), maka maksimal adalah sepertiga dari hartanya.

Dari 'Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sebaik-baik amalan yang disukai Allah subhanahu wa ta'ala adalah yang terus-menerus dikerjakan."
( HR. Bukhari & Muslim )



SEDEKAH ITU MUDAH

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu."
( HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, derajat hadits : dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan(baik) oleh Tirmidzi )

Dalam riwayat lain,
"Jangan sekali-kali engkau meremehkan suatu kebaikan walaupun hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ramah."
( HR. Muslim )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tutur kata yang baik adalah sedekah."
( HR. Ahmad, derajat hadits : shahih )

Dari Abu Dzar dalam riwayat yang panjang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jangan berbuat kejahatan terhadap sesama manusia, karena yang demikian itu termasuk sedekah untuk dirimu."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Setiap persendian (ruas tulang) manusia sebaiknya disedekahi (oleh pemilikinya) setiap matahari terbit (sebagai pernyataan syukur kepada Allah).
Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara 2 orang (yang berselisih) adalah sedekah.
Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah.
Berkata yang baik juga termasuk sedekah.
Begitu pula setiap langkah berjalan untuk melaksanakan shalat adalah sedekah.
Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah.
( HR. Bukhari & Muslim )

"Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan memiliki 360 persendian."
( HR. Muslim )

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Setiap persendian (ruas tulang) kalian terdapat sedekah.
Maka setiap bacaan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap bacaan tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap bacaan tahlil (Laa ilahailallah ) adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah.
Begitu juga amar ma'ruf (menyeru kebaikan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah.
2 raka'at yang dikerjakan seseorang pada shalat Dhuha telah mencakup semuanya."
( HR. Muslim )


Dalam riwayat yang lain,

Dari Abu Dzar, ia berkata,
"Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
"Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapatkan pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka."

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah?
Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah."
Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala."
( HR. Muslim )



SEDEKAH DARI YANG TERDEKAT

Allah ta'ala berfirman:
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-NYA dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri,
( QS. An-Nisaa (4) : 36 )

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Apa saja yang kamu nafkahkan dengan tujuan mencari keridhaan Allah, niscaya akan diberi pahala oleh Allah subhanahu wa ta'ala, hingga apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu juga kan diberi ganjaran oleh Allah."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Hurairah, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah,
satu dinar yang kamu keluarkan untuk memerdekakan seorang budak,
satu dinar yang kamu berikan untuk orang miskin,
dan satu dinar yang kamu nafkahkan untuk keluargamu,
maka yang paling besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu."
( HR. Muslim )

Dari Abu Mas'ud, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jika seseorang menafkahkan untuk keluarganya dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah, maka hal itu akan dicatat sebagai sedekah baginya."
( HR. Bukhari & Muslim )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tangan yang di atas (yang memberi) lebih mulia daripada tangan yang di bawah (yang menerima), dan utamakanlah orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adaah sedekah orang-orang yang berkecukupan (setelah ia menyisakan untuk tanggungan istri & keluarganya_red).
Siapa saja yang menjaga kehormatannya, maka Allah akan menjaga kehormatannya.
Siapa saja yang (selalu) merasa cukup, Allah akan mencukupinya."
( HR. Bukhari )

Dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Wahai Abu Dzar! jika engkau memasak makanan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya, dan ingatlah (bagikanlah) tetanggamu."
( HR. Muslim )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Wahai kamu muslimah, jangan sekali-kali memandang enteng pemberian seorang tetangga kepada tetangganya sekalipun hanya kikil kambing."
( HR. Bukhari & Muslim )




Segala Kebaikan Adalah Pintu Sedekah




Do'a Agar Dijauhkan dari Sifat Kikir :

"Allahuma inniy 'a'udzubika minal bukhli ( Ya Allah aku berlindung pada-MU dari bakhil/rasa kikir)
wa a'udzubika minal jubni ( dan aku berlindung pada-MU dari rasa takut)
wa a'udzubika min an uroda arzalil umri ( dan aku berlindung pada-MU dari kepikunan)
wa a'udzubika min fitnati dun-ya ( dan aku berlindung pada-MU dari fitnah/cobaan dunia )
wa a'udzubika min 'adzabil qobri ( dan aku berlindung pada-MU dari adzab/siksa kubur )

Rasulullah biasa membaca do'a tersebut setiap setelah shalat fardhu/wajib.



Rujukan :
Al-Qur'an dan Terjemahannya
Kitab Hadits : Shahih Riyadhush Shalihin, Imam Nawawi
Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat | Rumaysho.Com
Buletin : Ash-Shadaqah Fadhailuha wa Anwa'uha, Ali bin Muhammad al-Dihami ( http://www.alsofwah.or.id/cetakannur.php?id=304 )