Bismillahir-rahman-ir-rahim
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengasih
Salah satu kaidah merasakan kebahagiaan dalam hidup adalah dengan bersyukur.
Bersyukur, sebuah kata sederhana, yang sudah amat sangat kita kenal.
Lalu bagaimana bersyukur? memaknai rasa syukur?
Syukur berasal dari bahasa Arab yang artinya rasa terima kasih kepada Allah. (arti syukur dalam KBBI)
Bersyukur erat kaitannya dengan suatu nikmat, yaitu anugerah & karunia dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Memaknai rasa syukur adalah dengan bersyukur (mewujudkan rasa syukur), seperti halnya beriman yaitu membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan membenarkan(mewujudkan) dengan amal perbuatan, begitu juga bersyukur.
BERSYUKUR DENGAN HATI, LISAN, & AMAL PERBUATAN
BERYUKUR DENGAN HATI
Untuk dapat mensyukuri nikmat dengan hati kita, maka dengan:
1. Menyadari nikmat-nikmat yang kita peroleh, dari yang kecil & dekat,
2. Merasa cukup dengan nikmat yang kita peroleh
1. Menyadari nikmat-nikmat yang kita peroleh, dari yang kecil & dekat
Jika kita mencoba merenungkan segala yang kita punyai & kita peroleh maka akan membantu kita untuk menyadari nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta'ala.
Menyadari nikmat, dari nikmat-nikmat yang mungkin kita anggap sederhana dan kecil.
Cobalah merenungkan dari nikmat yang dekat.
* Pagi hari saat kita bangun, kita dapat bernafas menghirup udara segar, di luar sana mungkin ada orang yang tidak mudah untuk bernafas tanpa alat bantu, atau ada beberapa orang yang bisa bernafas tetapi tempatnya tinggal berudara kurang segar
* Lalu kita pun memulai aktivitas hari itu, kita dapat sarapan dengan tenang, di luar sana mungkin ada orang yang tidak mampu untuk menyediakan sesuatu untuk sarapannya.
* Kita berangkat untuk aktivitas hari itu, berjalan kaki, naik kendaraan pribadi, atau naik kendaraan umum. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang masih memberi kita kaki untuk berjalan, atas kendaraan yang kita miliki, dan atas uang yang kita miliki untuk kita membayar ongkos kendaraan umum. Di luar sana, tidak semua orang memilikinya, ada orang yang tidak dapat berjalan dengan kakinya, atau ada yang tidak punya kendaraan, atau tidak punya uang untuk membayar ongkos kendaraan umum.
* Kita beraktivitas, bekerja mencari nafkah (ma'isyah), mungkin kita merasa sedikit keletihan, di luar sana ada orang yang mungkin belum mendapatkan pekerjaan.
* Kita pulang kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga-orang-orang tercinta, di luar sana mungkin ada orang yang tidak dapat sering berkumpul dengan keluarganya, atau bahkan ada orang yang tidak punya keluarga.
Dapat bernafas dengan lega, makan dengan cukup, dan berkumpul denagn orang-orang tercinta, mungkin jarang kita sadari bahwa itu merupakan nikmat. Karena hal-hal tersebut hal-hal yang sudah sehari-hari kita dapatkan. Sungguh jika kita menyadari nikmat, begitu banyak nikmat Allah subhanahu wa ta'ala. Belum lagi dengan sesuatu yang melekat pada badan kita, 2 mata yang dapat melihat berbagai hal, 2 telinga yang dapat mendengar berbagai suara, 2 tangan untuk membantu & memudahkan aktivitas kita.
Allah ta'ala berfirman :
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."
( QS. An-Nahl (16) : 18 )
Bersyukur atas nikmat yang kecil, membantu kita untuk bersyukur atas nikmat yang besar.
Sesungguhnya Nabi kita, sudah mengajarkan bagaimana bersyukur,
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta & dunia) dan jangan kamu melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih pantas, agar kamu semua tidak menganggap remeh nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu."
( HR. Bukhari & Muslim, hadits ini lafadz Muslim )
Dari Ubaidillah bin Muhshan Al Anshari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Siapa saja di antara kalian yang pada waktu pagi merasa aman rumah-tangganya, sehat badannya, dan mempunyai makanan untuk hari itu maka seolah-olah dia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dengan semua kesempurnaannya."
( HR. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik )
“Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit maka dia tidak akan mensyukuri atas yang banyak dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Menceritakan sebuah nikmat (yang didapati) kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkannya adalah kufur, bersatu adalah rahmat dan bercerai berai adalah azab.”
(HR. Ahmad dari An-Nu’man bin Basyir)
2. Merasa cukup dengan nikmat yang kita peroleh
Merasa cukup akan sangat membantu kita untuk bersyukur.
Dari Hakim bin Hizam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menjaganya; dan siapa saja yang merasa cukup, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkannya."
( HR. Bukhari & Muslim )
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam, rezekinya cukup, dan Allah memberikan kepuasan (rasa cukup) terhadap apa yang telah dikaruniakan-NYA."
( HR. Muslim )
BERSYUKUR DENGAN LISAN
Setelah mensyukuri nikmat dalam hati, maka selanjutnya bersyukur dengan lisan kita. Ucapan lisan kita akan semakin menyadarkan dan menguatkan kesyukuran kita. Seperi halnya dalm sholat, saat kita membaca do'a sholat, kita diperintahkan untuk menggerakkan bibir kita, bukan cuma membacanya dalam hati, hal itu untuk lebih memyadarkan kita, sehingga kita lebih sadar dan memahami apa yang kita panjatkan, bukan cuma hafalan yang keluar secara otomatis, karena begitu seringnya kita mengulang-ulangnya.
Allah ta'ala berfirman :
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
( QS. Adh-Dhuha (92) : 11 )
Bersyukur kepada Allah yang paling sederhana dengan mengucapkan Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah.
Sebuah ucapan syukur, sekaligus akan dicatat sebagai sedekah ( tahmid(Alhamdulillah) adalah sedekah, HR. Muslim ).
Selain Alhamdulillah, bisa juga dengan menucapkan Subhanallahi wabihamdih ( Maha Suci Allah dan aku memuji-NYA ), kalimat tersebut juga merupakan kalimat yang ringan di lisan berat dalam timangan amal, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,
dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallalhu 'alaihi wasallam bersabda :
Ada 2 buah kalimat yang ringan lisan namun berat di timbangan, dan ke-2nya dicintai Ar-Rahman, yaitu Subhanallahi wabihamdih (Maha Suci Allah dan aku memuji-NYA) dan Subhanallahil 'adzim (Maha Suci Allah Yang Maha Agung ).
( HR. Bukhari & Muslim )
Alhamdulillah & Subhanallahi wabihamdih, keduanya mempunyai kata "HAMD" yang merupakan ucapan pujian & syukur.
Selain dengan 2 kalimat tersebut, kita bisa mengungkapkan rasa syukur kita dengan kalimat apapun yang baik.
Sungguh dengan mengucapkan syukur berarti kita memuji Allah subhanahu wa ta'ala dan mengingat (berdzikir) -NYA, dan dicatat sebagai sedekah.
Bersyukur dengan lisan juga membantu kita untuk mengingatkan bahwa segala nikmat yang kita peroleh adalah dari Allah subhanahu wa ta'ala,
Allah ta'ala berfirman :
Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-NYAlah kamu meminta pertolongan."
( QS. An-Nahl (16) : 53 )
Segala nikmat adalah dari Allah, semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Qarun yang berkata bahwa segala yang dimilkinya karena ilmunya semata ( lihat QS. Al-Qoshosh (28) : 76-82 ). Dia lupa bahwa semua nikmat adalah dari Allah, yang Allah berikan lewat usaha yang kita lakukan.
Dan bersyukur, kebaikannya adalah untuk kita.
Allah ta'ala berfirman :
Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-NYA). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia."
( QS. An-Naml (27) : 40 )
BERSYUKUR DENGAN AMAL PERBUATAN
Bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu dengan menggunakan nikmat Allah pada sesuatu yang diridhai-NYA.
Bukankah segala sesuatu adalah milik Allah dan hanya kepada-NYA lah semua kembali?
Begitu juga semua nikmat, semua milik Allah yang Allah titipkan pada kita.
Jiwa & badan kita, milik Allah, suatu saat akan kembali pada-NYA.
Keluarga kita milik Allah, suatu saat akan kembali pada-NYA.
Harta kita milik Allah, dan bukan suatu yang kekal kita miliki.
Bersyukur dengan amal perbuatan, dengan mempertanggung-jawabkan segala nikmat Allah subhanahu wa ta'ala.
Menggunakannya pada sesuatu yang diridhai Allah subhanahu wa ta'ala.
Maka bersyukur tak lain ada pada ketaatan & ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Menggunakannya pada sesuatu yang baik & dihalalkan, dan menjaganya dari sesuatu yang buruk & diharamkan.
Allah ta'ala berfirman :
"Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)."
( QS. At-Takatsur (102) : 8 )
Allah ta'ala berfirman :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengatakan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya AKU akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-KU), maka sesungguhnya adzab-KU sangat pedih."
( QS. Ibrahim (14) : 7 )
Allah telah mengingatkan kita atas nikmat-NYA dan mengingatkan untuk bersyukur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan juga atas pertanggung-jawaban nikmat.
Dari Abu Sa'id Al Khudri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya dunia ini manis dan mempesonakan, dan sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala menyerahkannya kepada kalian. Kemudian Allah akan melihat bagaimana kalian berbuat atas dunia ini."
( HR. Muslim )
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memudahkan kita untuk meraih kebahagiaan di dunia & akhirat.
Memudahkan kita untuk menjalani kehidupan dalam naungan nikmat Islam & iman.
Memudahkan kita memperoleh ridha & rahmat-NYA, memudahkan kita menuju surga-NYA.
Amiin....
Allohumma inniy 'ala dzikrika, ( Ya Allah bantulah untuk berdzikir/mengingat-MU )
wa syukrika, ( dan bersyukur kepada-MU )
wa husni 'ibadatik ( dan beribadah dengan baik kepada-MU )
( HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, Ahmad, Al-Hakim, derajat hadits : shahih )
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam mengajarkan do'a pada Muadz, untuk mengucapkan do'a tersebut setiap setelah shalat fardhu/wajib.
Do’a agar dijadikan hamba yang bersyukur :
Robbiy auzi’niy an asy-kuro ni’matikal-latiy an ‘amta ‘alayya wa ‘ala waalidayya
wa an a’mala shoolihaan tardhoohu
wa ad-khilniy birohmatika fiy ‘ibaadikash-shoolihiin
artinya :
“Ya Rabb-ku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-MU yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku
dan agar aku mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai;
dan masukkanlah aku dengan rahmat-MU ke dalam golongan hamba-hamba-MU yang shalih.
( QS. An-Naml (27) : 19 )
Rujukan :
Al-Qur'an & Terjemahannya
Kitab Hadits : Shahih Riyadush-Shalihin, susunan Imam Nawawi
Buku : Dzikir Pagi Petang & Sesudah Shalat Fardhu Menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah yang Shahih,
susunan ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi'i
Buku : Menakjubkan! Potret Hidup Insan Beriman, karangan Dr. 'Aidh Al-Qarni, Penerbit : AQWAM
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/mengingkari-nikmat-allah.html
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=467
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
http://muslim.or.id/doa-dan-wirid/ringan-di-lisan-berat-di-timbangan.html
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( HR. Muslim )
A Better Google Analytics Alternative
6 months ago
No comments:
Post a Comment