Sunday, February 13, 2011

Wahai Saudaraku, Apakah Islam mengajarkan yang demikian (kekerasan)?

Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,



Sedih sekali mendengar kekerasan terjadi,
dan lebih menyedihkan lagi kekerasan tersebut disandarkan atas nama agama...

Kekerasan... sesuatu yang sangat menyakitkan,
sesuatu yang tidak dibenarkan, dari segi manapun...

Saat ada kasus penyerangan & kekerasan atas nama agama,
lalu sampai teralirkan darah...
hati ini, jiwa ini, begitu sakit mendengarnya...
sebagai manusia, sebagai manusia beriman, sebagai seorang muslim/muslimah, sebagai bangsa Indonesia...

Kasus penyerangan terhadap warga Ahmadiyah, pengeboman atas nama jihad,
darah teralirkan, korban nyawa berjatuhan...
atas nama apa hal tersebut dilakukan?
atas nama agama? atas nama Islam?

Islam...
ingatkah wahai saudaraku, apa arti Islam?
bukankah kata Islam berarti keselamatan...


Wahai saudaraku, ingatkah bagaimana nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin lainnya terhindar dari gangguan lidah(lisan) & tangannya,"
( HR. Bukhari & Muslim )

"Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram darahnya, harga dirinya, dan hartanya".
( HR Muslim )

Dalam hadits lain Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Demi Allah, saya bersumpah, seseorang itu belum bisa dikatakan beriman.
( Demi Allah, seseorang itu belum bisa disebut beriman. Demi Allah, seseorang belum bisa disebut beriman)."
Seorang sahabat bertanya, "Siapakah orang yang Anda maksud dengan tidak beriman tersebut, wahai Rasulullah?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Yaitu orang yang membuat tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya."
( HR. Bukhari & Muslim )

Jika kita mengingat kembali hadits tersebut,
lalu bagaimana engkau bisa menyerang & menyakiti orang lain wahai saudaraku?
Ahmadiyah, siapapun mereka, tidak hak (benar) kita menyakitinya...
jika Ahmadiyah adalah masih bagian dari Islam, maka engkau telah menyakiti saudaramu, yang seharusnya mereka selamat dari gangguan lisan & tanganmu,
jika Ahmadiyah bukan bagian dari Islam, maka engkau telah menyakitinya, paling tidak mereka tetanggamu, mereka manusia ciptaan Allah...
atau siapapun Ahmadiyah... tidak hak (benar) bagi kita menyerang & menyakitinya...

Wahai saudaraku, yang ikut terlibat dalam pengeboman,
atas nama apa engkau melakukannya?
jika engkau melakukannya atas nama Islam, atas nama jihad fiy sabilillah (berjuang di jalan Allah),
tepatkah tindakan yang engkau pilih? langkah & jalan yang engkau tempuh?
jika engkau mengatakan ingin memerangi kaum kuffar (orang kafir), bahkan korban yang berjatuhan tak sedikit dari kaum muslimin (orang Islam),

Wahai saudaraku,
bukankah Allah telah berfirman :

Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tanpa sengaja).
( QS. An-Nisaa (4) : 92 )

Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang hak (benar).
( QS. Al-Isro (17) : 33 )

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdo'alah kepada-NYA dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaiakn.
( QS. Al-A'raf (7) : 56 )



Wahai saudarakau, lalaikah engkau atas firman-firman Allah tersebut?

Kekerasan, pembunuhan diri manusia telah terjadi sejak zaman Adam hingga saat ini,
pembunuhan pertama kali terjadi pada anak Adam, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surat Al-Ma'idah (5) ayat 27-31,
Maka nafsu (Qobil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.
( QS. Al-Ma'idah (5) : 30 )


Begitu juga pada zaman Bani Israil, dan Allah menetapkan hukum-NYA, sebagaimana dalam surat Al-Ma'idah (5) ayat 32,
Allah ta'ala berfirman :

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain*, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.**
Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.
Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
( QS. Al-Ma'idah (5) : 32 )

* ada yang namanya hukum Qishosh, yaitu orang yang telah membunuh orang lain boleh dibunuh
** Ketetapan ini berlaku untuk semua umat manusia (bukan hanya untuk Bani Isroil saja), Allah memandang bahwa membunuh seseorang seperti membunuh semua manusia, begitu juga sebaliknya (menolong seseorang seperti menolong semua manusia)

Dan Allah juga menguatkannya dengan menyampaikannya lewat lisan Rasul-NYA,
dari Abdullah bin 'Amr, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sungguh hancurnya dunia itu lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim."
( HR. An-Nasa'i )



Ingatlah wahai saudaraku, membunuh seorang muslim saja lebih besar daripada kehancuran dunia di sisi Allah,

Bahkan jika mereka kaum kuffar (orang kafir), kita juga tidak dibenarkan untuk membunuhnya,
Rasululllah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barang siapa membunuh seorang mu'ahid (orang kafir yang ada ikatan perjanjian) maka ia tidak akan mencium bau surga, padahal baunya bisa dirasakan dari harak sejauh 40 tahun perjalanan."
( HR. Bukhari )

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan 40 tahun."
( HR. An Nasa’i, derajat hadits : shohih )

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda :
"Jauhilah 7 dosa yang membinasakan."
Kemudian ada yang mengatkan, "Wahai Rasulullah, apa dosa-dosa tersebut?"
Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatkan (di antaranya),
"Berbuat syirik, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan tanpa jalan yang benar, memakan hasil riba..."
( HR. Bukhari & Muslim )


Wahai saudaraku, lalu atas nama apa engkau menyerang manusia? menumpahkan & mengalirkan darahnya?
jika engkau mengatakan atas nama Islam, bahkan Allah tuhan kita telah melarangnya dengan sangat jelas, dan DIA juga memperingatkannya lewat lisan Rasul-NYA... tidak ada pembenaran terhadap kekerasan & pembunuhan manusia, baik terhadap seorang muslim atau orang kafir***...

*** Ada 4 pembagian terhadap orang kafir, 3 diantaranya haram untuk dibunuh, ke-4 macam orang kafir tersebut adalah :
1. Kafir Dzimmi,
(orang kafir yang membayar jizyah/upeti yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin)
2. Kafir Mu’ahid,
(orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati)
3. Kafir Musta’man,
(orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin)

sedangkan orang kafir selain 3 di atas yaitu :
4. Kafir Harbi,
yaitu orang kafir yang menampakkan permusuhan dan menyerang kaum Muslimin, kafir inilah yang boleh diperangi

Maka orang-orang kafir yang masuk suatu wilayah dengan perjanjian tidak boleh dibunuh, pada zaman sekarang misalnya orang-orang kafir yang masuk dengan izin, visa, dan lain sebagainya,



Wahai saudaraku,
aku percaya engkau bermaksud baik, membela Islam, agama yang kita cintai, menegakkan hak-hak Allah,
tapi bukankah kebaikan seharusnya dilakukan di atas kebenaran....


Wahai saudaraku, yang ikut dalam penyerangan terhadap kaum Ahmadiyah,
Mereka (kaum Ahmadiyah) mempunyai aqidah (keyakinan) bahwa ada nabi setelah nabi Muhammad (Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang nabi),
padahal sudah jelas bagi kita bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir, nabi penutup, nabi akhir zaman,
dan itu yang membuat kita menyatakan kesesatan aqidah (keyakinan) mereka...
aku percaya engkau wahai saudaraku ingin menegakkan aqidah Islam, tapi sudah tepatkah jalan yang engkau tempuh wahai saudaraku?
sudah tepatkah langkah yang engkau ambil?

Wahai saudaraku, ingatkah engkau kisah Musailamah yang mengaku sebagai nabi, padahal saat itu nabi Muhammad bahkan masih hidup...
lalu datanglah utusan Musailamah al-Kadzab (sang pendusta) kepada nabi Muhammad menyampaikan surat untuk beliau,

Muhammad Rasulullah berkata kepada utusan (delegasi) Musailamah :
"Seandainya para utusan (delegasi) boleh dibunuh, tentulah aku akan memotong leher kalian berdua".
( HR. Ahmad & Abu Dawud )

Rasulullah, setelah membaca surat Musailamah, lalu berkata kepada kedua utusan tersebut :
"Apa pendapat kalian berdua?”
Keduanya menjawab: “Kami berpendapat sebagaimana yang ia sampaikan”.
( maksudnya, kedua utusan itu mengakui kenabian Musailamah Al Kadzab )

Lihatlah bagaimana sikap nabi kita, beliau membiarkan utusan tersebut, dari hadits tersebut kita dapat mengambil pelajaran & teladan,
betapapun geramnya hati kita, kita tidak boleh membunuhnya...



Wahai saudaraku, yang ikut terlibat dalam pengeboman,
ingatkah bagaimana sikap Nabi kita terhadap orang kafir?

Kaum Quraisy mengutus Abu Rafi’ kepada Rasulullah,
lalu masuklah iman ke hatinya, maka ia (Abu Rafi') berkata:
"Wahai, Rasulullah. Saya tidak ingin kembali, dan ingin tinggal bersama kalian sebagai muslim”.
Lalu Rasulullah bersabda, “Saya tidak akan melanggar perjanjian, dan tidak akan menahan utusan (delegasi).
Maka kembalilah kepada mereka dalam keadaan aman.
Jika kamu dapati setelah itu di hatimu apa yang ada sekarang, maka kembalilah kepada kami."

Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperlakukan orang kafir,
Abu Rafi' yang saat itu masih musyrik, menyatakan beriman dan ingin masuk Islam,
Rasulullah membeiarkannya untuk kembali kepada kaumnya dahulu untuk meyakinkan keimanannya,
jika dia benar-benar beriman maka Rasulullah menerima kedatangannya kembali sebagai muslim,



Nabi Muhammad bersikap terhadap orang kafir...

Lihatlah bagaimana indahnya sikap nabi kita, teladan kita,
bagaimana dia bersikap kepada orang kafir....

Ingatkah engkau bagaimana Rasulullah hingga akhir hidupnya dahulu senantiasa memberi makan seorang pengemis Yahudi yang buta, padahal pengemis tersebut selalu mencaci maki Muhammad saat beliau menyuapi pengemis tersebut, dan pengemis tersebut baru mengetahui bahwa seseorang yang dahulu senantiasa menyuapinya adalah Muhammad orang yang selalu dicaci maki olehnya setelah beliau tidak datang lagi lalu Abu Bakar ganti mendatanginya, mengetahui hal tersebut, maka pengemis tersebut pun akhirnya menyatakan beriman, setelah merasakan indahnya akhlak nabi Muhammad...

Nabi kita Muhammad juga bermu'amalah (berhubungan dalam urusan bisnis & kehidupan sehari-hari) dengan kaum ahli kitab (Yahudi, Nasrani),
beliau membeli kain untuk pakaiannya dari kaum ahli kitab,
beliau menggadaikan baju besinya pada orang Yahudi,
beliau bersikap baik terhadap orang kafir dalam kehidupan sehari-hari, tetapi beliau berlepas diri dalam masalah yang berhubungan dengan peribadahan mereka,
sebagaimana yang Allah telah firmankan dalam surat Al-Kafirun,
dalam salah satu ayatnya :

"Lakum diinukum walii yadiin",
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

( QS. Al-Kafirun (109) : 6 )

Kita wajib (harus) berbuat baik terhadap orang kafir, tetapi kita bukan mencintai mereka sebagaimana kita mencintai saudara kita (saudara sesama Islam). Kita bersikap baik terhadap orang kafir dalam kehidupan sehari-hari, tetapi berlepas diri dari sesuatu yang berhubungan dengan peribadahan orang kafir.


Wahai saudaraku,
kekerasan... adakah kebaikan padanya?
ingatlah bagaimana Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam mengajarkan kita tentang kelembutan,

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelemah-lembutan dalam segala hal."
( HR. Bukhari & Muslim )

"Tidaklah sikap lemah-lembut pada sesuatu pada sesuatu melainkan ia menghiasinya, dan tidaklah sikap lemah-lembut itu dicabut dari sesuatu melainkan ia memperburuknya."
( HR. Muslim )


Wahai saudaraku,
ingatlah, sungguh Allah Maha Pengampun & Maha Penyayang ( Ghofurur-Rahim, Al-Ghofur & Ar-rahim ),
Allah Maha Penerima Taubat & Maha Penyayang ( Tawabur-Rahim)
selalu ada ampunan-NYA untuk kita, jika kita memohon ampun pada-NYA,
selalu terbuka pintu taubat-NYA, jika kita ingin memasukinya,
tidak ada kata terlambat, selama nyawa belum sampai tenggorokan, selama matahari belum terbit dari barat,
selalu terbuka pintu taubat-NYA....

Wahai saudaraku,
kembalilah ke jalan lurus-NYA, jalan yang diridhai-NYA, jalan terang-NYA,
jalan yang ditunjukan dalam Al-Qur'an dan dalam sunnah Rasul-NYA

Semoga negeri kita menjadi negeri yang aman,
negeri yang diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta'ala,
negeri yang baik kehidupannya,
negeri yang baik akhlaknya sesama manusia,
negeri yang baik dalam beribadah pada Alalh subhanahu wa ta'ala,

Do'a bagi keamanan negeri & berlindung dari syirik :
Robbij'al haadzaal balada aaminaan
( Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman,)
waj nubnii wa baniyya anna'budal ashnam
( dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala )
( QS. Ibrohim (14) : 35 )

Semoga kita semua dapat mewujudkan...
negeri yang aman,
negeri yang tenang & tentram,
negeri yang damai,
negeri yang selamat,
dengan menjadi hamba yang pengasih & penyayang...
seperti kita senantiasa menyebut nama-NYA yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ( Bismillahir-Rahmanir-Rahim )

Hanya dari Allah keselamatan, dan hanya kepada-NYA kita memohon & bertawakal,

Aamiin, ya Robb-al 'alamin... (Kabulkanlah, wahai Tuhan semesta alam)





Sumber rujukan :
Al-Qur'an & Terjemahannya
Kitab Hadits : Riyadhush-Shalihin, karya Imam Nawawi
Janganlah Berbuat Kerusakan di Bumi, Majalah As-Sunnah edisi 01/Thn. XIV, April 2010
http://muslim.or.id/manhaj/terorisme-pengeboman.html
http://rumaysho.com/belajar-islam/jalan-kebenaran/2632-hukum-membunuh-atau-qngebomq-orang-kafir.html
http://almanhaj.or.id/content/2569/slash/0
http://almanhaj.or.id/content/2853/slash/0
http://muslim.or.id/manhaj/akal-dan-agama-mana-yang-mengatakan-ngebom-itu-jihad.html




"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain."
( Muhammad, HR. Thobroni & Daruqutni )

"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
( Muhammad, HR. Muslim )

No comments: